Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengapresiasi peran Indonesia dalam berbagai forum internasional.

“Saya melihat posisi Indonesia sebagai negara yang bertanggung jawab, yang memahami pentingnya membangun dialog berpedoman pada hukum internasional dan prinsip kedaulatan negara yang setara,” kata Lavrov ketika ditemui di sela-sela Pertemuan Menlu G20 (G20 Foreign Ministers’ Meeting/FMM) di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Lavrov menyebut posisi yang diambil Indonesia sangat tepat, dalam kapasitasnya sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kepemimpinannya sebagai Presiden G20 tahun ini serta Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 2023.

Kehadiran Lavrov dalam FMM G20 menjadi sorotan, di tengah invasi yang dilancarkan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2024.

Tindakan Rusia menuai kecaman dan sanksi dari negara-negara Barat karena dianggap ilegal dan tidak beralasan.

Bahkan, negara-negara G7 telah kompak menekan Rusia melalui pemberlakuan sanksi ekonomi dan protes yang ditunjukkan dalam sejumlah forum internasional.

Menlu Amerika Serikat Antony Blinken yang menolak berdialog dengan Rusia, juga mengajak negara-negara G20 untuk semakin menekan Moskow agar mengakhiri agresinya di Ukraina.

Namun, Rusia tampaknya tidak terpengaruh dengan sikap AS maupun sekutunya.

“Bukan kami yang mengabaikan dialog tetapi Amerika Serikat. Jika mereka tidak ingin berbicara, itu pilihan mereka,” tutur Lavrov.