Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang militer, salah satunya melalui program pelatihan dan pendidikan militer internasional (IMET), kata Menlu AS Condoleezza Rice di Jakarta, Selasa. "Kerja sama militer dengan militer, program IMET telah dimulai lagi, karena Indonesia telah membuat perubahan besar dalam demokrasi selama beberapa tahun terakhir," kata Rice seusai mengadakan pertemuan tertutup dengan Menlu RI, Hassan Wirajuda, di Gedung Pancasila Departemen Luar Negeri (Deplu), Jalan Pejambon, Jakarta. Menurut Rice, bukti nyata dari perkembangan demokrasi di Indonesia terlihat dari pelaksanaan pemilihan umum langsung yang demokratis, dan upaya RI untuk membangun hubungan lebih baik dengan Timor Leste. Masyarakat Indonesia, kata dia, tampak hidup dalam harmonisasi yang baik antar-agama, ras dan suku dengan mengedepankan toleransi. Oleh karena itu, Menlu AS menambahkan, pihaknya berniat untuk kembali melakukan kerjasama militer dengan Indonesia yang sempat dibekukan selama beberapa tahun akibat adanya dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Pemerintah AS telah mengumumkan untuk memberikan bantuan pendanaan bagi militer Indonesia di beberapa sektor pada 22 November 2005. Bantuan pendanaan itu terutama akan ditujukan untuk modernisasi peralatan militer dan memperkuat kerja sama Indonesia-AS dalam melawan terorisme dan menjaga wilayah perairan. Sementara itu, program IMET dijadwalkan mulai dilakukan pada Febuari. Menurut wanita kelahiran 14 November 1954 itu, militer adalah sebuah institusi yang penting di Indonesia yang kini tengah melakukan reformasi. AS, kata dia, percaya bahwa reformasi di tubuh militer merupakan hal yang baik sehingga AS dapat memperoleh dampak positif dengan menjalin kerja sama dengan militer. Menlu AS juga mengatakan, kerja sama di bidang militer sebagaimana kerja sama di bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hubungan bilateral yang sudah berlangsung cukup lama. Rice berharap, agar kerja sama dengan Indonesia dalam berbagai bidang dapat ditingkatkan karena Indonesia memiliki peranan yang cukup signifikan bagi negara-negara di seluruh dunia sebagai salah satu contoh negara yang harmonisasi kehidupan antaragama, ras dan suku dapat terjaga dengan baik. Dia juga mengharapkan, peran Indonesia dalam membawa suara Islam moderat bisa terus ditingkatkan sehingga dapat memberi sumbangan yang berharga bagi penyelesaikan konflik-konflik di dunia. Rice melakukan pembicaraan tertutup dengan Menlu Hassan Wirajuda selama sekitar satu jam, 13.00 WIB hingga 14.00 WIB. Sementara itu, sekitar 1.000 personel dari Polda Metro Jaya, Kepolisian Wilayah Jakarta Pusat, Intelijen dan aparat keamanan Deplu mengamankan sekitar Deplu di Pejambon sejak pukul 10.00 WIB hingga 14.30 WIB. Sebelumnya, Rice dengan didampingi Duta Besar AS untuk Indonesia, B. Lynn Pascoe, mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar Al Makmuriyah di Jalan Raden Saleh Nomor 30, Jakarta Pusat. Menggunakan mobil Duta Besar AS untuk Indonesia bernomor CD 12 01, Rice datang dari Jalan Salemba Raya menuju kompleks sekolah dan Madrasah yang terletak di samping Rumah Sakit PGI Cikini itu. Rice dan rombongan mendapat pengawalan ekstra ketat dari aparat keamanan Indonesia maupun AS. Tak kurang dari 12 personel agen rahasia AS, enam personel Marinir AS berseragam dan bersenjata lengkap, serta 500 personel kepolisian RI dikerahkan untuk mengamankan kunjungan Rice ke sekolah tersebut. (*)