Solo, Jawa Tengah (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Foxconn akan merealisasikan investasinya paling lambat pada triwulan IV 2022.

"Kita rencanakan di kuartal ketiga atau paling lambat di kuartal keempat di tahun ini. Kemarin kami sudah rapat teknis sampai malam-malam dengan tim Foxconn. Doakan saja semoga insya Allah ini terjadi," katanya dalam sesi temu media di Solo, Jawa Tengah, Kamis.

Bahlil menjelaskan Foxconn rencananya akan berinvestasi di ekosistem industri kendaraan listrik. Perusahaan asal Taiwan itu akan membangun smelter di dekat lokasi tambang dan manufaktur untuk kegiatan hilirisasi di kawasan Batang, Jawa Tengah.

Kementerian Investasi/BKPM, Foxconn, Gogoro, Industri Baterai Indonesia (IBC), dan Indika Energy telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama pada 21 Januari 2022, terkait investasi di industri kendaraan listrik, yaitu kendaraan listrik roda empat, roda dua, dan bus listrik; industri baterai kendaraan listrik; dan industri pendukung: energy storage system, stasiun penukaran baterai, industri daur ulang baterai, research & development (R&D), dan pelatihan.

Kerja sama yang disepakati meliputi pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan melalui investasi pada baterai listrik, kendaraan listrik dan berbagai industri pendukungnya melalui skema kerja sama BOL tersebut di Indonesia.

Adapun nilai rencana investasi tersebut sebesar 8 miliar dolar AS (sekira Rp118 triliun) dan perkiraan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.



Luluh setelah 25 tahun

Bahlil bercerita perjalanan panjang Foxconn yang akhirnya luluh setelah 25 tahun lamanya bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia.

Menurut dia, pemerintah sudah lama melakukan penjajakan investasi dengan pabrikan produk Apple itu, namun tidak kunjung ada kesepakatan.

Ia mengaku dipanggil Presiden Jokowi dan diminta agar bisa mendorong Foxconn masuk ke Tanah Air.

"Saya baru menjabat setahunan, masih Kepala BKPM waktu itu. Saya lalu bentuk tim, untuk memformulasikan apa sebab Foxconn tidak mau masuk Indonesia," katanya.

Ternyata, Foxconn mengajukan banyak permintaan agar bisa masuk ke Indonesia, diantaranya fasilitas tax holiday di atas 20 tahun, fasilitas tanah dengan lokasi strategis hingga perizinan yang cepat.


"Pada saat itu, pemerintah Indonesia belum bisa kasih jaminan pasti atas permintaan itu," katanya.

Lanjut hingga 2014, perusahaan tersebut datang lagi, masih meminta hal yang sama. Namun, lagi-lagi, pemerintah Indonesia tidak berani memberi kepastian. Alhasil, kala itu, Foxconn beralih ke Vietnam dan sejumlah negara lain.

"Presiden kala itu berpandangan kalau market Indonesia besar. Dan kecepatan teknologi ICT yang mereka punyai itu luar biasa sekali,” katanya.

Maka, untuk bisa mewujudkan target agar Foxconn bisa masuk ke Indonesia, Bahlil pun menyanggupi permintaan mereka. Namun, ia menegaskan permintaan yang dipenuhi harus tetap sesuai perundang-undangan yang ada.

Ia juga mengakui, perjalanan negosiasi dengan Foxconn cukup terjal, mulai dari kesulitan karena saat itu pandemi COVID-19 sedang tinggi, hingga tidak adanya hubungan diplomatik.

"Sekarang, tanah dekat airport, kita kasih, insentif insya Allah kita kasih, kawasan industri dekat akses pelabuhan, jalan tol, rel kereta kita kasih. Maka saya pikir tidak ada lagi keberatan bagi dia," katanya.

Baca juga: BKPM: Foxconn minat investasi pengembangan "smart city" IKN Nusantara
Baca juga: Foxconn prediksi rantai pasokan lebih stabil di semester II 2022
Baca juga: Bahlil: Tesla akan investasi ekosistem baterai dan mobil listrik