Laporan dari Tanah Suci
Petugas mulai diberangkatkan ke Arafah persiapan puncak haji
7 Juli 2022 03:23 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mencoba kasur dan selimut di tenda misi haji untuk persiapan jamaah saat mabit di Mina, Mekkah, Arab Saudi, Rabu (6/7/2022). ANTARA/Desi Purnamawati/aa.
Mekkah (ANTARA) - Para petugas haji khususnya dari daerah kerja (Daker) Bandara mulai diberangkatkan ke Arafah untuk mempersiapkan dan memastikan layanan untuk puncak haji berjalan dengan baik.
Kepala Satuan Operasional Masyair/Armuzna Nasrullah Jasam di Mekkah, Rabu mengatakan, petugas Daker Bandara akan menjadi satuan tugas Arafah.
"Teman-teman dari daker ini akan bertugas di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah di Arafah sebelum kedatangan jamaah dari Makkah menuju Arafah," kata Nasrullah.
Kemudian petugas Daker Mekkah, yang akan menjadi satgas Muzdalifah akan bergeser pada 8 Dzulhijjah (7 Juli) menuju Arafah untuk wukuf pada 9 Dzulhijjah (8 Juli), lalu sekitar pukul 17.00 Waktu Arab Saudi (WAS) bergerak ke Muzdalifah untuk bertugas di Muzdalifah.
Sementara para petugas dari Daker Madinah yang bertugas di Mina juga akan bergerak pada 8 Dzulhijjah sore hari, lalu melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah dan bergeser berbarengan dengan petugas daker Mekkah untuk bertugas di Mina selama 4 hari mulai dari 10-11-12 dan 13 Dzulhijjah untuk mengantisipasi jamaah yang mengambil nafar tsani.
Saat Masyair di Arafah, Muzdalifah dna Mina, jamaah haji Indonesia akan menempati 43 maktab.
Nasrullah mengatakan, yang menjadi titik krusial adalah saat pelaksanaan wukuf di Arafah, karena wukuf adalah rukun haji maka harus pastikan semua layanan berfungsi baik mulai dari pendingin udara, kemudian air, kamar mandi, kemudian katering.
"Kami harus siapkan betul agar jamaah konsentrasi untuk ibadah. Kemudian juga di Muzdalifah," tambah dia.
Titik krusial lainnya di Mina,yaitu pada 10 Dzulhijjah karena jamaah sudah tiba di Mina dan siap untuk melontarkan jumrah aqobah.
"Kita menyesuaikan dengan ketentuan Arab Saudi dalam hal ini Kementerian Haji, ada waktu-waktu di mana kita boleh melontar dan ada waktu-waktu yang kita tidak boleh melontar," katanya.
Perlu disampaikan ke jamaah untuk mematuhi aturan kesepakatan yang telah dibuat antara Misi haji Indonesia dengan Kementerian Haji Arab Saudi.
"Kalau jamaah melontar sesuai jadwal insya Allah semua berjalan dengan lancar. Tapi kalau misalnya ada yang melontar di waktu-waktu yang dilarang saya kira itu nanti akan sedikit banyak mempengaruhi pergerakan jamaah dan tentu kita tidak harapkan," ujar Nasrullah.
Baca juga: Menag berharap jamaah nyaman saat puncak haji
Baca juga: Sebagian jamaah batal laksanakan tarwiyah karena harus bayar mahal
Baca juga: Menag cek kesiapan posko kesehatan di Mina
Kepala Satuan Operasional Masyair/Armuzna Nasrullah Jasam di Mekkah, Rabu mengatakan, petugas Daker Bandara akan menjadi satuan tugas Arafah.
"Teman-teman dari daker ini akan bertugas di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah di Arafah sebelum kedatangan jamaah dari Makkah menuju Arafah," kata Nasrullah.
Kemudian petugas Daker Mekkah, yang akan menjadi satgas Muzdalifah akan bergeser pada 8 Dzulhijjah (7 Juli) menuju Arafah untuk wukuf pada 9 Dzulhijjah (8 Juli), lalu sekitar pukul 17.00 Waktu Arab Saudi (WAS) bergerak ke Muzdalifah untuk bertugas di Muzdalifah.
Sementara para petugas dari Daker Madinah yang bertugas di Mina juga akan bergerak pada 8 Dzulhijjah sore hari, lalu melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah dan bergeser berbarengan dengan petugas daker Mekkah untuk bertugas di Mina selama 4 hari mulai dari 10-11-12 dan 13 Dzulhijjah untuk mengantisipasi jamaah yang mengambil nafar tsani.
Saat Masyair di Arafah, Muzdalifah dna Mina, jamaah haji Indonesia akan menempati 43 maktab.
Nasrullah mengatakan, yang menjadi titik krusial adalah saat pelaksanaan wukuf di Arafah, karena wukuf adalah rukun haji maka harus pastikan semua layanan berfungsi baik mulai dari pendingin udara, kemudian air, kamar mandi, kemudian katering.
"Kami harus siapkan betul agar jamaah konsentrasi untuk ibadah. Kemudian juga di Muzdalifah," tambah dia.
Titik krusial lainnya di Mina,yaitu pada 10 Dzulhijjah karena jamaah sudah tiba di Mina dan siap untuk melontarkan jumrah aqobah.
"Kita menyesuaikan dengan ketentuan Arab Saudi dalam hal ini Kementerian Haji, ada waktu-waktu di mana kita boleh melontar dan ada waktu-waktu yang kita tidak boleh melontar," katanya.
Perlu disampaikan ke jamaah untuk mematuhi aturan kesepakatan yang telah dibuat antara Misi haji Indonesia dengan Kementerian Haji Arab Saudi.
"Kalau jamaah melontar sesuai jadwal insya Allah semua berjalan dengan lancar. Tapi kalau misalnya ada yang melontar di waktu-waktu yang dilarang saya kira itu nanti akan sedikit banyak mempengaruhi pergerakan jamaah dan tentu kita tidak harapkan," ujar Nasrullah.
Baca juga: Menag berharap jamaah nyaman saat puncak haji
Baca juga: Sebagian jamaah batal laksanakan tarwiyah karena harus bayar mahal
Baca juga: Menag cek kesiapan posko kesehatan di Mina
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: