Shinta VR luncurkan teknologi VR "individual license"
6 Juli 2022 18:11 WIB
Irfana Steviano selaku pengembang Teknologi pembelajaran dari Direktorat Guru Tenaga Kependidikan bagian Pendidikan Dasar Kemdikbudristek sedang mencoba “individual license” di Shinta VR, Jakarta Selatan, Rabu (6/7/2022). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.
Jakarta (ANTARA) - Shinta VR hari ini meluncurkan “Individual License” melalui unit bisnis MilleaLab untuk mempermudah pendidik atau guru agar mampu mengakses teknologi VR secara mudah, cepat dan terjangkau.
“Jika berbicara mengenai penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan, salah satu teknologi pendidikan yang telah digunakan adalah teknologi VR yang sudah diterapkan di berbagai negara seperti Jepang, China, Inggris dan lainnya,” kata Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA selaku Advisor MilleaLab saat dijumpai ANTARA di Shinta VR, Jakarta Selatan, Rabu.
“Sebenarnya Indonesia pun sudah mulai mengimplementasikan VR dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dimulai oleh MilleaLab pada tahun 2019, dan telah membantu para guru dan murid untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman belajar mengajarnya. Saya percaya Shinta VR melalui MilleaLab khususnya, dapat berkontribusi aktif dalam membentuk masa depan dunia pendidikan, seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi sangat cepat,” sambungnya.
MilleaLab merupakan salah satu unit bisnis dari Shinta VR yang merupakan sebuah perusahaan metaverse Indonesia yang sudah berdiri sejak 2016. Founder dan Managing Director Shinta VR Andes Rizky mengatakan pihaknya berkomitmen dalam menciptakan dampak positif melalui teknologi immersive yang dikembangkan, untuk mendukung transformasi digital pada sektor pendidikan.
"Metode pendidikan di zaman modern saat ini masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar bagi generasi milenial. Maka dari itu, teknologi VR dapat menjadi sarana untuk mengubah sistem pendidikan di masa depan menjadi lebih baik, tidak hanya sekedar untuk merevolusi industri hiburan semata," ujar Andres.
"Oleh karena itu, kami berharap lisensi individu Millea Lab ini akan menjadi solusi bagi para pendidik yang tergabung dalam platform kami serta dapat menarik para pengguna baru untuk menciptakan adopsi digital yang lebih luas," tambah Andes.
Hingga saat ini, MilleaLab telah diakses oleh lebih dari 2.500 sekolah, 20.000 lebih pengguna, 7.900 lebih pendidik tersertifikasi, serta telah dijadikan uji coba di 10 provinsi dengan 1.800 peserta didik. MilleaLab juga memiliki 260+ VR Ambassador di seluruh Indonesia yang disebut dengan Pendekar VR.
Dalam menjalankan misinya, Millea Lab secara konsisten berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti dengan VR Ambassador, lembaga pemerintahan dan mitra-mitra strategis. Baru-baru ini, Millea Lab berkolaborasi dengan UNESCO dalam program BILT Learning Lab, mewakili Indonesia untuk memperkenalkan sistem pendidikan di Indonesia melalui teknologi VR ke khalayak global.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Shinta VR melalui MilleaLab khususnya, dalam mendorong digitalisasi sektor pendidikan di Indonesia,” tutur Irfana Steviano selaku pengembang Teknologi pembelajaran dari Direktorat Guru Tenaga Kependidikan bagian Pendidikan Dasar Kemdikbudristek.
“Salah satu masa depan teknologi pembelajaran adalah pemanfaatan teknologi imersif yang akan membawa suasana pembelajaran semakin interaktif dan menyenangkan untuk semua, dan kami mendukung agar pemanfaatan platform VR MilleaLab dapat menjangkau lebih luas lagi para tenaga pendidik di Indonesia,” imbuhnya.
Peluncuran lisensi individu ini juga mengikuti berbagai inisiatif yang telah dijalankan MilleaLab untuk mendorong perkembangan sektor pendidikan Indonesia melalui teknologi VR dalam beberapa tahun terakhir, khususnya selama masa pandemi.
Sebelumnya, MilleaLab menghadirkan berbagai inisiatif seperti 100 Sekolah Pionir VR dan 1000 Guru Pionir VR berkolaborasi dengan SEAMOLEC, PUSDATIN, Rumah Belajar dan Ikatan Guru Indonesia (IGI), serta mendukung Kemendikbudristek dan KOMINFO untuk transformasi digital di sektor pendidikan dengan teknologi VR. Selain itu, MilleaLab terus berusaha memperluas dampaknya melalui program Pendekar VR, yang dirancang untuk menaungi para pendidik yang tergabung sebagai VR Ambassador.
Baca juga: ULM terima hibah VR pengelolaan risiko bencana senilai Rp500 juta
Baca juga: Headset AR/VR Apple diprediksi pakai chip M2
Baca juga: J-Hope rilis solo album Juli hingga perangkat VR Apple luncur 2023
“Jika berbicara mengenai penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan, salah satu teknologi pendidikan yang telah digunakan adalah teknologi VR yang sudah diterapkan di berbagai negara seperti Jepang, China, Inggris dan lainnya,” kata Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA selaku Advisor MilleaLab saat dijumpai ANTARA di Shinta VR, Jakarta Selatan, Rabu.
“Sebenarnya Indonesia pun sudah mulai mengimplementasikan VR dalam kegiatan belajar mengajar yang telah dimulai oleh MilleaLab pada tahun 2019, dan telah membantu para guru dan murid untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman belajar mengajarnya. Saya percaya Shinta VR melalui MilleaLab khususnya, dapat berkontribusi aktif dalam membentuk masa depan dunia pendidikan, seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi sangat cepat,” sambungnya.
MilleaLab merupakan salah satu unit bisnis dari Shinta VR yang merupakan sebuah perusahaan metaverse Indonesia yang sudah berdiri sejak 2016. Founder dan Managing Director Shinta VR Andes Rizky mengatakan pihaknya berkomitmen dalam menciptakan dampak positif melalui teknologi immersive yang dikembangkan, untuk mendukung transformasi digital pada sektor pendidikan.
"Metode pendidikan di zaman modern saat ini masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar bagi generasi milenial. Maka dari itu, teknologi VR dapat menjadi sarana untuk mengubah sistem pendidikan di masa depan menjadi lebih baik, tidak hanya sekedar untuk merevolusi industri hiburan semata," ujar Andres.
"Oleh karena itu, kami berharap lisensi individu Millea Lab ini akan menjadi solusi bagi para pendidik yang tergabung dalam platform kami serta dapat menarik para pengguna baru untuk menciptakan adopsi digital yang lebih luas," tambah Andes.
Hingga saat ini, MilleaLab telah diakses oleh lebih dari 2.500 sekolah, 20.000 lebih pengguna, 7.900 lebih pendidik tersertifikasi, serta telah dijadikan uji coba di 10 provinsi dengan 1.800 peserta didik. MilleaLab juga memiliki 260+ VR Ambassador di seluruh Indonesia yang disebut dengan Pendekar VR.
Dalam menjalankan misinya, Millea Lab secara konsisten berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti dengan VR Ambassador, lembaga pemerintahan dan mitra-mitra strategis. Baru-baru ini, Millea Lab berkolaborasi dengan UNESCO dalam program BILT Learning Lab, mewakili Indonesia untuk memperkenalkan sistem pendidikan di Indonesia melalui teknologi VR ke khalayak global.
“Kami sangat mengapresiasi upaya Shinta VR melalui MilleaLab khususnya, dalam mendorong digitalisasi sektor pendidikan di Indonesia,” tutur Irfana Steviano selaku pengembang Teknologi pembelajaran dari Direktorat Guru Tenaga Kependidikan bagian Pendidikan Dasar Kemdikbudristek.
“Salah satu masa depan teknologi pembelajaran adalah pemanfaatan teknologi imersif yang akan membawa suasana pembelajaran semakin interaktif dan menyenangkan untuk semua, dan kami mendukung agar pemanfaatan platform VR MilleaLab dapat menjangkau lebih luas lagi para tenaga pendidik di Indonesia,” imbuhnya.
Peluncuran lisensi individu ini juga mengikuti berbagai inisiatif yang telah dijalankan MilleaLab untuk mendorong perkembangan sektor pendidikan Indonesia melalui teknologi VR dalam beberapa tahun terakhir, khususnya selama masa pandemi.
Sebelumnya, MilleaLab menghadirkan berbagai inisiatif seperti 100 Sekolah Pionir VR dan 1000 Guru Pionir VR berkolaborasi dengan SEAMOLEC, PUSDATIN, Rumah Belajar dan Ikatan Guru Indonesia (IGI), serta mendukung Kemendikbudristek dan KOMINFO untuk transformasi digital di sektor pendidikan dengan teknologi VR. Selain itu, MilleaLab terus berusaha memperluas dampaknya melalui program Pendekar VR, yang dirancang untuk menaungi para pendidik yang tergabung sebagai VR Ambassador.
Baca juga: ULM terima hibah VR pengelolaan risiko bencana senilai Rp500 juta
Baca juga: Headset AR/VR Apple diprediksi pakai chip M2
Baca juga: J-Hope rilis solo album Juli hingga perangkat VR Apple luncur 2023
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: