Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan sejumlah bidang properti seperti properti terkait kawasan industri dan perhotelan, pada saat ini kinerjanya relatif sudah menunjukkan pemulihan yang lebih baik dibanding berbagai bidang properti lainnya.

"(Properti) sektor industri mulai memulih, sektor hotel juga sudah mulai," kata Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan secara daring di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, bidang properti yang sudah lebih dahulu naik kinerjanya pada saat ini setelah mengalami pandemi bertahun-tahun antara lain seperti lahan kawasan industri di berbagai daerah.

Selain itu, berbagai properti derivatif/turunannya dari sektor industri tersebut juga telah menunjukkan pemulihan seperti untuk cold storage (gudang pendingin) dan pergudangan logistik.

Kemudian, masih menurut dia, kinerja sektor perhotelan juga sudah mulai memulih karena telah diangkatnya berbagai pembatasan yang terkait dengan aktivitas bepergian atau perjalanan yang sebelumnya berlaku secara ketat.

Baca juga: Pembangunan LRT geliatkan properti di kawasan Bekasi

"Secara keseluruhan performa hotel di Jakarta, Bali, dan Surabaya memasuki kuartal II-2022 sudah mulai mengalami peningkatan. Salah satu pemicunya adalah karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri mulai dihapuskan. Ini menarik bagi pelaku perjalanan bisnis dan wisata," paparnya.

Namun, sejumlah sektor lainnya seperti sektor perkantoran dinilai masih berat karena beragam indikasi belum terlalu menunjukkan perbaikan.

Ia mengemukakan, salah satu permasalahan dari kinerja properti perkantoran adalah karena selain permintaannya yang mengalami relatif penurunan, tingkat penambahan pasoknya selalu signifikan bertambah.

Pada saat ini untuk perkantoran, lanjutnya, umumnya yang terjadi adalah relokasi ruang kantor atau penyewa mencari lokasi perkantoran yang baru tetapi luasnya tidak sebesar dari luas kantor terdahulu.

Untuk e-commerce yang kerap mengemuka selama beberapa tahun terakhir, ujar dia, bisnis di bidang tersebut dinilai juga masih mencari terkait perkantoran tetapi tampaknya mulai mengerem pencariannya karena tingkat permintaan untuk e-commerce dinilai masih belum stabil.

Begitu pula halnya, lanjut Ferry, dengan residensial apartemen di mana secara keseluruhan penjualan apartemen telah menunjukkan tren penurunan sejak sekitar 2016.

Baca juga: Bisnis properti di Jabodetabek masih diminati banyak kalangan

Sebelumnya, pakar perumahan dan pemukiman M. Jehansyah Siregar menilai prospek bisnis properti di kawasan Jabodetabek masih sangat cerah dan diminati banyak kalangan karena tingkat urbanisasi di kawasan tersebut masih sangat tinggi.

"Urbanisasi di Jakarta dan Bodetabek ini masih sangat cepat dibanding semua daerah lain di Indonesia dan favoritisme bisnis properti di Jabodetabek paling tinggi," katanya dalam FGD Membedah Peluang Pengembangan Properti Residensial di Kawasan Sunrise yang dihelat secara hibrida di Jakarta, Selasa (21/6).

Jehansyah menilai bisnis properti masih prospektif di kawasan Jabodetabek yang disebutnya sebagai pilihan utama pebisnis karena merupakan kawasan metropolitan terbesar di Tanah Air.

Prospek Jabodetabek masih di atas kawasan Bandung, Surabaya dan Medan (level kedua pilihan pebisnis) dan Makassar, Batam, Palembang, dan Semarang (level ketiga pilihan pebisnis).