Hong Kong (ANTARA) - Pihak berwenang telah mengunci salah satu hotel paling terkenal di Makau setelah belasan kasus COVID-19 ditemukan di sana pada Selasa.

Penguncian hotel Grand Lisboa itu dilakukan ketika infeksi COVID-19 meluas di pusat perjudian terbesar di dunia itu.

Sedikitnya 16 gedung lain di seluruh wilayah administrasi khusus China itu juga ditutup dan orang dilarang keluar atau masuk.

Pihak berwenang telah memerintahkan lebih dari 13.000 orang untuk menjalani isolasi ketika kota itu berjuang mengatasi gelombang terbesar sejak awal pandemi.

Makau sempat terbebas dari COVID sejak lonjakan kasus terjadi pada Oktober 2021, namun kota itu telah melaporkan lebih dari 900 kasus infeksi sejak pertengahan Juni.

Grand Lisboa adalah hotel kasino kedua yang dikunci dalam beberapa pekan terakhir. Hotel itu dimiliki SJM Holdings, yang dirintis oleh taipan Stanley Ho.

Media setempat menyiarkan foto-foto hotel tersebut disegel dan orang-orang yang mengenakan helm dan pakaian pelindung terlihat berdiri di luar.

Pengelola Grand Lisboa belum memberikan komentar.

Meski pemerintah telah mencabut lockdown secara penuh di bekas koloni Portugis itu –mengikuti jejak kota-kota China lain seperti Shanghai– sebagian besar fasilitas ditutup dan restoran hanya boleh melayani pesanan untuk dibawa pulang.

Penduduk telah diminta untuk tinggal di rumah selama mungkin dan diwajibkan menjalani tiga tes usap COVID secara massal pekan ini. Mereka juga diharuskan melakukan tes cepat antigen di sela-sela tes usap itu.

Hanya kasino-kasino yang boleh dibuka sebagai upaya untuk menjaga ekonomi masyarakat.

Sektor perjudian di kota itu menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan dari pajak dan sebagian besar penduduk Makau bekerja secara langsung atau tak langsung di resor-resor kasino.

Meski kasino secara fisik dibuka, hanya sedikit pelanggan dan staf yang beraktivitas karena banyak staf diminta tinggal di rumah sesuai aturan pemerintah.

Makau mengikuti kebijakan "nol COVID" China untuk memberantas semua wabah dengan cara apa pun, tidak seperti negara-negara lain yang telah memutuskan untuk "hidup bersama virus corona".

Wilayah itu masih membuka perbatasannya dengan daratan China karena ekonominya sangat bergantung pada kunjungan turis China.

Sumber: Reuters