G20 Indonesia
20 delegasi negara anggota memulai pertemuan kedua G20 ACWG
4 Juli 2022 21:17 WIB
Deputi Bidang Informasi dan Data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekaligus Chair Anti-Corruption Working Group (ACWG) Mochamad Hadiyana dalam pertemuan G20 ACWG putaran pertama di Jakarta. ANTARA/HO-Humas KPK/am.
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 20 delegasi negara anggota G20, kelompok partisipan, serta organisasi internasional memulai pertemuan putaran kedua Anti-Corruption Working Group (ACWG) G20 yang akan dilaksanakan pada 5-8 Juli 2022 di Bali.
“ACWG G20 menjadi kesempatan baik bagi Indonesia untuk berkontribusi menghasilkan dokumen keluaran dalam upaya perbaikan pemberantasan korupsi di dunia internasional, sehingga capaian ini menjadi sejarah positif bagi Presidensi Indonesia pada G20,” kata Mochammad Hadiyana selaku Chair yang memimpin pertemuan ACWG melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan sejumlah keluaran yang pihaknya harapkan dalam ACWG G20 pada pembahasan setiap isunya. Pertama, terkait isu ‘Peningkatan Peran Audit dalam Pemberantasan Korupsi’ akan menjadi High Level Principle (HLP) dan isu ‘Mitigasi Korupsi pada Sektor Energi Terbarukan’ menjadi background paper yang akan dibahas lebih lanjut pada presidensi berikutnya.
Baca juga: KPK lanjutkan bahas empat isu prioritas di putaran kedua ACWG G20
“Serta dua isu lainnya yaitu ‘Partisipasi Publik dan Pendidikan Antikorupsi, serta isu ‘Kerangka Regulasi dan Supervisi Peran Profesi Hukum pada Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dari Tindak Pidana Korupsi’ akan menjadi rangkuman best practice atau compendium,” kata Hadiyana.
Dalam kesempatan yang sama, Rolliansyah Soemirat yang juga menjadi Chair untuk memimpin pertemuan ACWG ini mengungkapkan bahwa selain diikuti para delegasi negara anggota, juga oleh berbagai pihak lain yang fokus pada isu antikorupsi.
“Untuk pengayaan pembahasan isu antikorupsi ACWG G20 juga mengundang engagement group B20, C20, L20, T20, dan P20 serta organisasi internasional seperti UNODC, OECD, IMF, The World Bank, FATF, Interpol, The Egmont Group, IsDB, IDLO, dan IACA,” ujar Rolliansyah.
Rolliansyah menyebutkan bahwa ACWG G20 sebagai ruang diskusi dan negosiasi Anggota G20 penting untuk menghasilkan norma-norma pemberantasan korupsi yang bisa diterapkan secara bersama-sama oleh negara Anggota G20.
“Sekaligus dapat pula diimplementasikan oleh negara-negara di dunia internasional lainnya,” ucapnya.
Adapun rincian agenda pada pertemuan kedua ACWG G20 ini, yaitu pembahasan mengenai isu peningkatan peran audit dalam pemberantasan korupsi, serta partisipasi publik dan pendidikan antikorupsi pada hari pertama, Selasa (5/7).
Agenda pada hari selanjutnya, Rabu (6/7), adalah pembahasan mengenai komitmen dukungan implementasi kelompok ACWG G20, penyusunan Compendium of Good Practices mengenai partisipasi publik dan pendidikan antikorupsi, diskusi bersama Engagement Groups (B20, C20, T20, L20 dan P20) terkait perkembangan alur kerja masing-masing kelompok dan pandangan tentang ACWG G20 Indonesia, lalu ditutup dengan pembahasan peningkatan peran audit dalam pemberantasan korupsi.
Kemudian, pada hari ke-3, Kamis (7/7), pertemuan akan membahas mengenai manajemen mitigasi risiko korupsi di sektor energi terbarukan, serta kerangka pengawasan regulasi dan supervisi pengaturan profesi hukum pada tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil dari tindak pidana korupsi.
Selain itu, akan disampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan ACWG G20 Indonesia, kemudian paparan dari organisasi dan mitra internasional.
Pada hari terakhir, Jumat (8/7), 20 delegasi negara G20 akan melakukan kunjungan ke Desa Antikorupsi, yakni Desa Kutuh Pandawa, dilanjutkan kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali.
Baca juga: KPK gelar "workshop" dan kunjungan desa antikorupsi di ACWG G20 Bali
Baca juga: KPK: Negara anggota dukung empat isu prioritas G20 ACWG
“ACWG G20 menjadi kesempatan baik bagi Indonesia untuk berkontribusi menghasilkan dokumen keluaran dalam upaya perbaikan pemberantasan korupsi di dunia internasional, sehingga capaian ini menjadi sejarah positif bagi Presidensi Indonesia pada G20,” kata Mochammad Hadiyana selaku Chair yang memimpin pertemuan ACWG melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan sejumlah keluaran yang pihaknya harapkan dalam ACWG G20 pada pembahasan setiap isunya. Pertama, terkait isu ‘Peningkatan Peran Audit dalam Pemberantasan Korupsi’ akan menjadi High Level Principle (HLP) dan isu ‘Mitigasi Korupsi pada Sektor Energi Terbarukan’ menjadi background paper yang akan dibahas lebih lanjut pada presidensi berikutnya.
Baca juga: KPK lanjutkan bahas empat isu prioritas di putaran kedua ACWG G20
“Serta dua isu lainnya yaitu ‘Partisipasi Publik dan Pendidikan Antikorupsi, serta isu ‘Kerangka Regulasi dan Supervisi Peran Profesi Hukum pada Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dari Tindak Pidana Korupsi’ akan menjadi rangkuman best practice atau compendium,” kata Hadiyana.
Dalam kesempatan yang sama, Rolliansyah Soemirat yang juga menjadi Chair untuk memimpin pertemuan ACWG ini mengungkapkan bahwa selain diikuti para delegasi negara anggota, juga oleh berbagai pihak lain yang fokus pada isu antikorupsi.
“Untuk pengayaan pembahasan isu antikorupsi ACWG G20 juga mengundang engagement group B20, C20, L20, T20, dan P20 serta organisasi internasional seperti UNODC, OECD, IMF, The World Bank, FATF, Interpol, The Egmont Group, IsDB, IDLO, dan IACA,” ujar Rolliansyah.
Rolliansyah menyebutkan bahwa ACWG G20 sebagai ruang diskusi dan negosiasi Anggota G20 penting untuk menghasilkan norma-norma pemberantasan korupsi yang bisa diterapkan secara bersama-sama oleh negara Anggota G20.
“Sekaligus dapat pula diimplementasikan oleh negara-negara di dunia internasional lainnya,” ucapnya.
Adapun rincian agenda pada pertemuan kedua ACWG G20 ini, yaitu pembahasan mengenai isu peningkatan peran audit dalam pemberantasan korupsi, serta partisipasi publik dan pendidikan antikorupsi pada hari pertama, Selasa (5/7).
Agenda pada hari selanjutnya, Rabu (6/7), adalah pembahasan mengenai komitmen dukungan implementasi kelompok ACWG G20, penyusunan Compendium of Good Practices mengenai partisipasi publik dan pendidikan antikorupsi, diskusi bersama Engagement Groups (B20, C20, T20, L20 dan P20) terkait perkembangan alur kerja masing-masing kelompok dan pandangan tentang ACWG G20 Indonesia, lalu ditutup dengan pembahasan peningkatan peran audit dalam pemberantasan korupsi.
Kemudian, pada hari ke-3, Kamis (7/7), pertemuan akan membahas mengenai manajemen mitigasi risiko korupsi di sektor energi terbarukan, serta kerangka pengawasan regulasi dan supervisi pengaturan profesi hukum pada tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil dari tindak pidana korupsi.
Selain itu, akan disampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan ACWG G20 Indonesia, kemudian paparan dari organisasi dan mitra internasional.
Pada hari terakhir, Jumat (8/7), 20 delegasi negara G20 akan melakukan kunjungan ke Desa Antikorupsi, yakni Desa Kutuh Pandawa, dilanjutkan kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali.
Baca juga: KPK gelar "workshop" dan kunjungan desa antikorupsi di ACWG G20 Bali
Baca juga: KPK: Negara anggota dukung empat isu prioritas G20 ACWG
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: