Bogor (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mendorong program penghematan energi nasional sebagai langkah strategis untuk mengurangi dampak krisis energi dunia akibat konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan program efisiensi energi itu dapat mengurangi devisa impor dan meningkatkan devisa ekspor bagi Indonesia.

"Industri yang melaksanakan program ini bisa makin kompetitif dan masuk ke pasar lebih banyak," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Kerja Bersama antara Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menteri Arifin mengungkapkan invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan pasokan menjadi terbatas akibat sanksi Amerika Serikat dan sekutu, sehingga meningkatkan harga energi dunia berupa minyak, gas, dan batu bara.

Pada Juni 2022 harga minyak mentah Indonesia atau ICP tercatat sebesar 121,47 dolar AS per barel, harga elpiji Aramco 750 dolar AS per metrik ton, dan harga batu bara acuan atau HBA sebesar 323,91 dolar AS per ton. Kondisi harga komoditas energi yang mahal berdampak terhadap peningkatan besaran subsidi dan kompensasi yang dialokasikan oleh Pemerintah Indonesia.

Oleh karena itu Kementerian ESDM mendorong percepatan pemanfaatan sumber energi bersih untuk bisa mendukung industri-industri di dalam negeri karena mereka sekarang membutuhkan energi yang lebih murah. Tak hanya itu, Kementerian ESDM juga masih harus menyempurnakan infrastruktur energi di dalam negeri, sehingga bisa menjamin pasokan energi bersih ke seluruh industri membutuhkan.

Baca juga: Pemerintah rumuskan kebijakan energi adaptif atasi gejolak geopolitik

"Banyak industri-industri yang masih memanfaatkan sumber energi dengan transportasi-transportasi yang moveable, seperti transportasi darat. Apabila kita bisa membangun jaringan distribusi dan infrastrukturnya, maka ini akan sangat membantu keekonomian industri tersebut," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Dalam Rapat Kerja Bersama tersebut, Kementerian ESDM bersama Kemenperin membahas berbagai strategis agar program-program kerja antara kedua kementerian ini bisa selaras, sehingga dapat memberikan berdampak besar bagi pembangunan nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan dinamika geopolitik yang terjadi di dunia sangat mengganggu sektor industri, terutama rantai pasok berupa bahan baku menjadi disrupsi pasar.

Kemenperin lantas menerapkan strategi China One Plus dalam konteks industri mengingat rantai pasok dunia sebagian besar bergantung kepada China. Jadi, kalau China terganggu dan lockdown, maka hal itu mengganggu industri manufaktur dunia.

"Melalui formulasi China Plus One itu, kami meminta seluruh multinational company yang bergerak dalam bidang manufaktur itu, selain berinvestasi di China, juga menginvestasikan di Indonesia," ujar Menperin Agus.

Baca juga: Menperin: Industri hijau jadikan manufaktur hemat energi Rp3,2 triliun