Cuaca ekstrem Timor Tengah selatan sebabkan dua warga meninggal
4 Juli 2022 13:16 WIB
Pencarian korban hilang akibat dampak cuaca ekstrem di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (4/7/2022). (ANTARA/HO-BNPB)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengakibatkan dua warga meninggal dunia.
Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin, dilaporkan satu warga menghilang akibat cuaca ekstrem yang melanda pada Kamis, (29/6) pukul 23.00 WITA.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan melaporkan wilayahnya dilanda angin kencang, banjir dan tanah longsor yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi berdurasi lama. Adapun wilayah terdampak yakni Desa Toineke di Kecamatan Kualin," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
BNPB melaporkan hasil pendataan sementara mencatat 100 rumah terdampak, enam rumah rusak berat, satu unit sekolah rusak berat dan lahan pertanian warga. Ketinggian debit air pada saat terjadi banjir berkisar antara 150 sentimeter. Para warga terdampak memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Baca juga: Jalur lintas selatan Pulau Timor putus akibat banjir
Baca juga: TCWC: Tekanan rendah Laut Timor picu hujan lebat sebagian Indonesia
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, Basarnas, Pemerintah Daerah, Relawan dan Masyarakat bekerjasama untuk melakukan manajemen darurat berupa pendataan dan pemantauan.
Upaya evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang juga terus dilakukan di sekitar aliran sungai. Sementara itu, upaya perbaikan jalan dan jembatan yang rusak setelah longsor juga tengah diinisiasi untuk memudahkan lalu lintas para warga.
Hasil pemantauan di lapangan, banjir sudah mulai berangsur surut di beberapa titik dan menyisakan lumpur.
"Sebagai respon cepat, pemerintah daerah setempat telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 hari ke depan. Hal ini diambil guna memberikan percepatan penanganan darurat terhadap warga terdampak," ujar Abdul.
Merujuk peringatan dini yang dikeluarkan BMKG Senin (4/7), waspada potensi hujan sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Manggarai, Ende, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Timur dan waspada potensi angin kencang di wilayah Pulau Flores bagian Barat, Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Sabu, dan Pulau Sumba bagian timur.
Oleh karena itu, BNPB menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi. Masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai dan daerah dengan lereng curam agar waspada dan evakuasi sementara secara mandiri jika terjadi hujan menerus dengan intensitas tinggi dan durasi lebih dari satu jam.*
Baca juga: BPBD NTT laporkan jembatan di perbatasan rusak akibat longsor
Baca juga: Tersambar petir, satu warga Kabupaten Timor Tengah Selatan tewas
Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin, dilaporkan satu warga menghilang akibat cuaca ekstrem yang melanda pada Kamis, (29/6) pukul 23.00 WITA.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Selatan melaporkan wilayahnya dilanda angin kencang, banjir dan tanah longsor yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi berdurasi lama. Adapun wilayah terdampak yakni Desa Toineke di Kecamatan Kualin," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
BNPB melaporkan hasil pendataan sementara mencatat 100 rumah terdampak, enam rumah rusak berat, satu unit sekolah rusak berat dan lahan pertanian warga. Ketinggian debit air pada saat terjadi banjir berkisar antara 150 sentimeter. Para warga terdampak memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Baca juga: Jalur lintas selatan Pulau Timor putus akibat banjir
Baca juga: TCWC: Tekanan rendah Laut Timor picu hujan lebat sebagian Indonesia
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, Basarnas, Pemerintah Daerah, Relawan dan Masyarakat bekerjasama untuk melakukan manajemen darurat berupa pendataan dan pemantauan.
Upaya evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang juga terus dilakukan di sekitar aliran sungai. Sementara itu, upaya perbaikan jalan dan jembatan yang rusak setelah longsor juga tengah diinisiasi untuk memudahkan lalu lintas para warga.
Hasil pemantauan di lapangan, banjir sudah mulai berangsur surut di beberapa titik dan menyisakan lumpur.
"Sebagai respon cepat, pemerintah daerah setempat telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 hari ke depan. Hal ini diambil guna memberikan percepatan penanganan darurat terhadap warga terdampak," ujar Abdul.
Merujuk peringatan dini yang dikeluarkan BMKG Senin (4/7), waspada potensi hujan sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Manggarai, Ende, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Timur dan waspada potensi angin kencang di wilayah Pulau Flores bagian Barat, Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Sabu, dan Pulau Sumba bagian timur.
Oleh karena itu, BNPB menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi. Masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai dan daerah dengan lereng curam agar waspada dan evakuasi sementara secara mandiri jika terjadi hujan menerus dengan intensitas tinggi dan durasi lebih dari satu jam.*
Baca juga: BPBD NTT laporkan jembatan di perbatasan rusak akibat longsor
Baca juga: Tersambar petir, satu warga Kabupaten Timor Tengah Selatan tewas
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: