Jakarta (ANTARA) - Terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia adalah 2007 bersama dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam ketika turnamen sepak bola se-Asia ini dijuarai oleh Irak setelah mengalahkan juara Asia tiga kali Arab Saudi dengan 1-0 dalam final.
Kini Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah tunggal untuk turnamen yang sudah digelar sejak 1956 tersebut setelah China mundur menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 karena pandemi COVID-19.
28 Juni lalu atau dua hari sebelum tenggat waktu 30 Juni ditetapkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), PSSI resmi mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.
Pada hari itu pula AFC memundurkan tenggat bidding tuan rumah Piala Asia 2023 menjadi 15 Juli.
Korea Selatan menjadi negara kedua yang resmi mengajukan bidding tuan rumah Piala Asia 2023 pada 1 Juli.
Baca juga: Korea Selatan ajukan diri jadi tuan rumah Piala Asia 2023
Australia baru mempertimbangkan mengajukan bidding, Jepang hanya mengaku telah didekati secara tidak resmi agar menggantikan China, sedangkan Qatar sedang bertarung dengan Arab Saudi guna menjadi tuan rumah Piala Asia 2027.
Kepastian siapa tuan rumah Piala Asia 2023 akan ditentukan tahun ini oleh komite eksekutif AFC sebelum semua anggota AFC mengambil suara awal tahun depan guna menentukan tuan rumah Piala Asia 2027.
PSSI tadinya ragu mengajukan bidding karena waktu penyelenggaraan Piala Asia 2023 sangat berdekatan dengan Piala Dunia U-20 yang juga akan digelar di Indonesia tahun yang sama.
Piala Dunia U-20 akan digelar dari 20 Mei sampai 11 Juni, sedangkan Piala Asia bergulir mulai 16 Juni sampai 16 Juli dalam tahun yang sama.
PSSI akhirnya mengajukan bidding setelah Presiden Joko Widodo memberikan lampu hijau kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.
Baca juga: PSSI resmi ajukan diri jadi tuan rumah Piala Asia 2023
Masih 12 hari lagi untuk mengetahui siapa saja yang mengajukan bidding selain Indonesia dan Korea Selatan.
Namun semua negara yang sudah mengajukan dan baru mempertimbangkan bidding, sudah pernah menjadi tuan rumah Piala Asia. Tapi hanya Indonesia yang mengadakannya bersama dengan negara-negara lain.
Qatar dan Australia menjadi tuan rumah untuk dua dari tiga Piala Asia terakhir. Qatar juga sudah dua kali menjadi tuan rumah pada 1988 dan 2011.
Korea Selatan menjadi tuan rumah pada 1960, tetapi belum pernah lagi menjadi tuan rumah turnamen besar sepak bola sejak bersama Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002.
Baca juga: Indonesia tuan rumah Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 segrup Vietnam
Baca juga: Australia pertimbangkan tawarkan diri jadi tuan rumah Piala Asia 2023
Selanjutnya : membawa sukses
Membawa sukses
Akan halnya Jepang. Negara yang baru saja menggelar Olimpiade 2020 tahun lalu pernah menjadi tuan rumah Piala Asia pada 1992.
Semua negara itu, kecuali Indonesia, pernah menjuarai Piala Asia. Jepang empat kali, Korea Selatan dua kali, sedangkan Qatar dan Australia masing-masing sekali.
Memang agak berat Indonesia memenangkan bidding tuan rumah Piala Asia 2023. Tapi tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola.
Yang jelas, menjadi tuan rumah bisa sangat menguntungkan, walau sewaktu Piala Asia 2007 Indonesia pernah mengalami hal ini tetapi tak berhasil lebih jauh dari fase grup.
2007 adalah terakhir kali Indonesia lolos ke Piala Asia setelah 1996, 2000. dan 2004. Tampil di hadapan pendukung sendiri, penampilan timnas lebih baik dibandingkan tiga Piala Asia yang sebelumnya diikuti Indonesia.
Tahun itu Indonesia memperlihatkan diri bisa mengimbangi dua tim kuat Asia, yakni Arab Saudi dan Korea Selatan, sampai kedua tim hanya bisa menang tipis .
Setelah menundukkan Bahrain 2-1 dalam pertandingan pertamanya di Grup D, Indonesia memasukkan satu gol ke gawang Arab Saudi sebelum kalah tipis 2-1, sedangkan dalam pertandingan terakhir Korea Selatan mengalahkan Indonesia dengan hanya satu gol.
Pencapaian 2007 itu lebih baik dibandingkan dengan Piala Asia 1996,. 2000 dan 2004.
Pada 1996, sekalipun bisa mencetak total empat gol selama fase grup, Indonesia kebobolan delapan gol setelah 2-2 melawan Kuwait, kalah 2-4 dari Korea Selatan, dan takluk 0-2 kepada tuan rumah Uni Emirat Arab.
Empat tahun kemudian di Lebanon, Indonesia malah tak bisa mencetak satu gol pun yang sebaliknya kebobolan tujuh gol setelah seri 0-0 lawan Kuwait, takluk 0-4 kepada China, dan menyerah 0-3 kepada Korea Selatan.
Pada 2004 di China, Indonesia memang sempat mengejutkan mengalahkan Qatar 2-1, tetapi diperdaya 0-5 oleh China sebelum tunduk 1-2 kepada Bahrain.
Dari sini terlihat, Indonesia pada 2007 lebih perkasa dan faktor tuan rumah tak bisa diabaikan di balik pencapaian ini.
Dalam olahraga sendiri, faktor tuan rumah sering membawa sukses, walau tidak harus berakhir menjadi juara.
Data Piala Asia sejak 1956 di Hong Kong sampai terakhir di Uni Emirat Arab pada 2019 memperkuat anggapan itu.
Baca juga: Shin Tae-yong optimistis tatap Piala Asia 2023
Selanjutnya : melewati fase grup
Melewati fase grup
Tiga edisi pertama Piala Asia mungkin bisa dikesampingkan karena terlalu sedikit negara yang mengikutinya karena politik telah membuat turnamen sepak bola berjalan tidak normal.
Setelah tiga Piala Asia itu, negara tuan rumah hampir selalu sukses, entah menjadi juara maupun finis lebih baik ketimbang sekadar fase grup.
Iran, Kuwait, Jepang dan Australia menjadi tuan rumah dan sekaligus menjuarainya, sedangkan Thailand pada 1972 sukses finis peringkat ketiga setelah menjadi tuan rumah edisi ini.
Hanya Lebanon yang tak berhasil sebagai tuan rumah, sedangkan dari empat negara ASEAN yang menjadi tuan rumah Piala Asia 2007, hanya Vietnam yang mencapai perempat final sebelum dihentikan Irak yang kemudian menjadi juara edisi itu.
Kini, peringkat dan atmosfer sepak bola nasional yang semakin membaik, bisa membuat Indonesia lebih baik yang mungkin saja bisa mencapai fase knockout untuk pertama kalinya.
Ditambah waktu satu tahun untuk mempersiapkan menghadapi Piala Asia 2023, Indonesia bisa saja mencapai babak lebih baik dibandingkan dengan empat Piala Asia sebelumnya.
Dipimpin pelatih berpengalaman mengarungi turnamen besar, bahkan pada Piala Dunia 2018 mengantarkan Korea Selatan menumbangkan juara dunia empat kali Jerman, Indonesia memiliki banyak alasan untuk berbicara lebih banyak dalam Piala Asia 2023.
Prospek positif itu bisa kian membesar jika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 2023.
Satu tahun adalah waktu yang lebih dari cukup dalam mempersiapkan diri menjadi lebih baik dan lebih kuat dibandingkan dengan saat ini.
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong sendiri optimistis skuadnya bisa bersaing selama Piala Asia 2023. Dia bahkan sudah berikrar membangun tim yang lebih kuat yang bisa sekelas dengan tim-tim tangguh Asia seperti Korea Selatan yang pernah dibelanya baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih.
Keyakinan Shin ini kian dikuatkan oleh dukungan besar PSSI dan pemerintah Indonesia kepada timnas yang disebut Shin tak pernah setengah-setengah.
Dengan modal seperti itu, menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 akan menjadi bonus spesial yang bisa membuat langkah Indonesia semakin jauh. Semoga saja AFC memilih Indonesia menjadi tuan rumah.
Kalaupun tidak, Indonesia sudah terlihat siap bergerak jauh dari sekadar fase grup dalam Piala Asia tahun depan itu.
Baca juga: Shin Tae-yong yakin timnas Indonesia lebih kuat pada Piala Asia 2023
Baca juga: Timnas dapat bonus Rp2 miliar karena lolos Piala Asia 2023
Telaah
Andai Indonesia tuan rumah Piala Asia 2023
Oleh Jafar M Sidik
4 Juli 2022 05:44 WIB
Trofi kejuaraan sepak bola Piala Asia. ANTARA/HO-AFC/am.
Copyright © ANTARA 2022
Tags: