Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Sherpa Global Crisis Response Group (GCRG) Indonesia, telah mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia untuk membahas krisis pangan.
Pada pertemuan tersebut, Susiwijono secara singkat memaparkan hasil pertemuan dari Steering Committee ke-4 Forum GCRG, menyinggung permintaan PBB agar negara-negara anggota PBB mengantisipasi krisis saat ini, dan menyampaikan hasil kunjungan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan G7 dan pertemuan dengan Ukraina dan Rusia.

“Presiden Joko Widodo pada pertemuan G7 Selasa lalu mengharapkan integrasi ekspor gandum Ukraina, dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia, dalam rantai pasok global sebagai solusi. Fasilitasi ekspor gandum Ukraina harus segera dimulai, dan diperlukan komunikasi proaktif kepada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak dikenakan sanksi," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Kepala Perwakilan UN Resident Coordinator (UNRC) untuk Republik Indonesia, Valerie Julliand, menyambut baik kesempatan untuk berdiskusi dengan Sherpa GCRG untuk membangun solusi yang dibutuhkan.

Valerie Julliand mengapresiasi kunjungan Presiden RI ke Rusia dan Ukraina dalam misi perdamaian.

UNRC menekankan perlunya peningkatan kapasitas dalam menganalisa dan memitigasi krisis, salah satunya melalui pemanfaatan big data melalui mekanisasi dan sistematisasi yang sedang dikembangkan oleh PBB.

UNRC juga membuka tawaran bantuan dan kerja sama kepada Indonesia dalam rangka implementasi strategi penanganan krisis.
Ageng Herianto dari Food and Agriculture Organization (FAO) mengusulkan beberapa kerja sama internasional di antaranya Global Food Import Financing Facility (FIFF), Peta Tanah, insentif mendesak untuk diversifikasi produksi tanaman yang membutuhkan lebih sedikit pupuk, pencarian sumber nutrisi alternatif untuk pupuk, keterbukaan arus perdagangan untuk meminimalkan dampak krisis, respon cepat Agriculture Management Information System (AMIS) dan peningkatan upaya untuk mengurangi food loss and food waste.

“AMIS dapat menjadi mekanisme untuk mempromosikan perkiraan data pertanian, dalam rangka menghadapi ketidakpastian pasar dan membantu negara yang membutuhkan komoditas pangan tertentu, untuk menemukan sumber pangan yang praktis dan mendorong diversifikasi sumber pangan," kata Susiwijono menanggapi pernyataan Perwakilan FAO.

Susiwijono juga mengundang kolaborasi dan partnership dari berbagai Badan PBB, dalam mengakselerasi transisi energi untuk pembangunan keberlanjutan, sejalan dengan hasil pertemuan kedua Energy Transition Working Group (ETGW) G20 pada 23-24 Juni 2022 di Bali, dan Leaders’ Communiqué G7 pada 28 Juni 2022 di Jerman.

"Indonesia akan melakukan diversifikasi energi dalam rangka memitigasi krisis energi global dan mencapai Roadmap Net Zero Energy," katanya.

Baca juga: Indonesia cari solusi krisis biaya hidup lewat forum GCRG

Baca juga: GCRG: 1,2 miliar penduduk dunia sangat rentan terhadap krisis global

Baca juga: RI tegaskan kesiapan kerja sama atasi krisis di pertemuan Sherpa GCRG