Jakarta (ANTARA) - Nilai pengembalian pajak, pemotongan pajak dan biaya, serta pajak tangguhan di China mencapai 2,58 triliun yuan (1 yuan = Rp2.222) dari awal tahun ini hingga 25 Juni, saat negara tersebut meluncurkan serangkaian kebijakan pendukung untuk meringankan beban perusahaan, menurut data resmi pada Kamis (30/6).

Di antara total itu, nilai pengembalian kredit pajak pertambahan nilai (PPN) mencapai 1,83 triliun yuan, atau 2,8 kali lipat dari jumlah tahunan yang tercatat pada tahun lalu.

Sementara itu, kebijakan pajak preferensial dan pengurangan biaya membantu perusahaan menghemat 285,9 miliar yuan, ujar Cai Zili, pejabat dari Administrasi Perpajakan Negara China, dalam sebuah konferensi pers.

Nilai pembayaran pajak dan biaya yang ditangguhkan selama periode itu tercatat sebesar 463,2 miliar yuan, yang secara efektif membantu perusahaan meningkatkan arus kas mereka, tutur Cai.

Sejumlah prioritas telah diberikan kepada usaha kecil seiring hampir 70 persen dukungan pajak dan biaya dikucurkan ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Tahun lalu, total pengurangan pajak dan biaya di China mencapai lebih dari 1 triliun yuan, menurut laporan kerja pemerintah tahun ini.

Data dari pemerintah juga menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China dipercepat dengan adanya penerapan paket kebijakan pro-pertumbuhan.

Pada Mei, total pendapatan penjualan perusahaan-perusahaan China mencatatkan peningkatan 1,9 persen secara tahunan (year on year/yoy). Dari 1 hingga 25 Juni, pertumbuhan pendapatan penjualan perusahaan-perusahaan China mencapai 6,8 persen, papar Cai.