Jakarta (ANTARA) - Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ni Luh P Indi Dharmasanti mendorong peningkatan capaian vaksinasi booster atau dosis penguat vaksin COVID-19 dalam merespons mulai terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

"Perlu peningkatan pencapaian vaksinasi booster," kata Indi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Selain itu, Indi menuturkan perlu meningkatkan kembali kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes), dan memperkuat pemeriksaan (screening) dan pengujian COVID-19 khususnya pada kelompok berisiko.

Dalam menghadapi kasus COVID-19 di Indonesia yang mulai meningkat, maka perlu melakukan pemetaan masalah dari Omicron BA4/5 untuk memperkuat pengambilan keputusan untuk menangani pandemi COVID-19 yang belum berakhir.

Baca juga: Moeldoko ingatkan "ojo kesusu" lepas masker

Baca juga: Kemenkes deteksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di 143 pasien


Menurut data Satgas Penanganan COVID-19 yang diterima di Jakarta, Kamis (30/6), sebanyak 50.450.341 orang telah menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis penguat di Indonesia, atau bertambah sebanyak 51.482 orang pada Kamis (30/6).

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus COVID-19 Omicron varian baru BA.4 dan BA.5 maksimum hanya akan mencapai 25.000 kasus per hari, yang berkaca pada pemantauan varian tersebut di negara lain.

"Kita percaya nanti akan ada kenaikan mungkin maksimumnya 25 ribu per hari," kata Menkes Budi dalam keterangannya secara daring, di sela acara Penyambutan Kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman, di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6).

Menkes Budi juga memperkirakan laju kasus COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta segera mencapai puncak dalam waktu dekat.

"Jakarta yang paling banyak kena Omicron. Kalau kata saya, Jakarta sebentar lagi sampai puncaknya," kata Menkes Budi saat menyampaikan keterangan pers di Gedung Kemenkes RI Jakarta Selatan, Rabu (29/6).

Berkaca pada gelombang Delta yang terjadi di Indonesia pada Juli 2021, kata Budi, puncak kasus COVID-19 di tingkat populasi terjadi saat dominasi varian virus sudah di atas 80 persen dari total populasi.

Baca juga: Kemenkes buat edaran agar pemda bersiap hadapi lonjakan BA.4 dan BA.5

Baca juga: Kemenkes: 20 pasien subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah sembuh semua