Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Hukum Internasional UI mengharapkan diplomasi Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia dapat menghasilkan gencatan senjata, utamanya pengakhiran serangan oleh Rusia.

“Perjalanan Presiden sangat positif dan mudah-mudahan menghasilkan genjatan senjata, utamanya pengakhiran serangan oleh Rusia,” ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Presiden Joko Widodo sangat cerdas untuk menghadirkan gencatan senjata dengan gambaran besar akan terjadi krisis pangan di negara-negara berkembang karena perang berdampak pada rantai pasokan gandum dan pupuk.

“Ini yang Bapak Presiden sampaikan dalam pertemuan G7, pertemuan dengan Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin,” kata dia.

Baca juga: Jokowi jadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Ukraina

Presiden Joko Widodo, lanjut dia, esensinya ingin menyampaikan terlepas dari alasan dari pihak-pihak yang terlibat dalam perang, termasuk AS dan sekutunya, bahwa perang akan membawa penderitaan pada rakyat banyak di negara berkembang dan karenanya perang harus dihentikan.

Selanjutnya Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin antusias atas kehadiran Presiden Joko Widodo. Ini karena dua negara tersebut sudah lelah dalam perang.

Dan bagi Rusia mereka butuh Presiden Jokowi agar mereka memiliki alasan untuk menghentikan serangan.

“Rusia tidak ingin mengulangi kebodohan AS yang keluar secara tiba-tiba dari Afghanistan,” kata dia.

Tentu gencatan senjata tidak akan dirasakan langsung tetapi perlahan-lahan akan berkurang .

“Nanti kita akan lihat Ukraina bisa lakukan ekspor gandum dan Rusia juga bisa ekspor pupuk ke negara-negara berkembang,” kata dia.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menyatakan siap menjadi jembatan komunikasi antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin agar kedua pihak mencapai perdamaian.

“Saya telah menyampaikan pesan Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara pemimpin tersebut,” kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden Putin di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis waktu setempat.

Presiden Jokowi mengatakan meskipun situasi saat ini masih sangat sulit, upaya penyelesaian damai penting untuk terus dikedepankan dan ruang-ruang dialog diupayakan dapat terus dibuka.

Dalam pertemuan kedua pemimpin itu, Jokowi juga menekankan isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. UUD 1945 mengamanatkan bahwa Indonesia selalu berusaha berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.

“Dalam konteks inilah, saya melakukan kunjungan ke Kiev dan Moskow,” kata Jokowi.

Baca juga: Putin sampaikan perkembangan terkait Ukraina kepada Jokowi
Baca juga: Presiden Jokowi siap jembatani komunikasi Rusia dan Ukraina