Minyak anjlok di tengah ketidakpastian produksi OPEC+, khawatir resesi
1 Juli 2022 05:54 WIB
Arsip foto - Peralatan yang digunakan untuk memproses minyak mentah terlihat di proyek pemulihan minyak yang ditingkatkan Occidental Petroleum Corp di Hobbs, New Mexico, AS pada (3/5/2017). ANTARA/REUTERS/Ernest Scheyder/pri.
New York (ANTARA) - Harga minyak anjlok sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena OPEC+ mengkonfirmasi hanya akan meningkatkan produksi pada Agustus sebanyak yang diumumkan sebelumnya meskipun pasokan global ketat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September merosot 3,42 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi menetap di 109,03 dolar AS per barel. Kontrak Agustus, yang berakhir pada Kamis (30/6/2022), turun 1,45 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi menetap di 114,81 dolar AS per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus jatuh 4,02 dolar AS atau 3,7 persen, menjadi ditutup di 105,76 dolar AS per barel.
Berdasarkan kontrak bulan depan, standar minyak mentah AS dan Brent masing-masing kehilangan 7,8 persen dan 6,5 persen untuk Juni, tetapi kedua harga acuan minyak mentah menguat lebih dari 40 persen tahun ini, menurut Dow Jones Market Data.
Kelompok produsen OPEC+, termasuk Rusia, pada Kamis (30/6/2022) sepakat untuk tetap pada strategi produksinya setelah dua hari pertemuan. Klub produsen menghindari membahas kebijakan mulai September dan seterusnya.
Sebelumnya, OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus.
Sanksi terhadap minyak Rusia sejak invasi Rusia ke Ukraina telah membantu membuat harga energi melonjak, memicu kekhawatiran inflasi dan resesi.
Harga minyak turun bersama Wall Street pada Kamis (30/6/2022). S&P 500 ditetapkan untuk enam bulan pertama terburuk sejak 1970, di tengah kekhawatiran bahwa bank-bank sentral yang bertekad menjinakkan inflasi akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Penurunan harga di pasar minyak diperburuk karena para pedagang AS menyesuaikan posisi menjelang liburan akhir pekan tiga hari Empat Juli.
"Orang-orang mengambil uang dari meja," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.
Tetapi gangguan lebih lanjut pada pasokan dapat membatasi penurunan harga di tengah penangguhan pengiriman Libya dari dua pelabuhan timur, sementara produksi Ekuador turun karena protes yang sedang berlangsung.
Di Norwegia, 74 pekerja minyak lepas pantai di platform Equinor's Gudrun, Oseberg South dan Oseberg East akan mogok mulai 5 Juli, serikat pekerja Lederne mengatakan pada Kamis (30/6/2022), kemungkinan menutup sekitar 4,0 persen dari produksi minyak Norwegia.
Sementara itu Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Kamis (30/6/2022) bahwa kemungkinan batas harga impor yang dikenakan pada minyak Rusia dapat mendorong harga lebih tinggi.
Baca juga: Minyak turun, pasar pertimbangkan pasokan, kenaikan stok bahan bakar
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September merosot 3,42 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi menetap di 109,03 dolar AS per barel. Kontrak Agustus, yang berakhir pada Kamis (30/6/2022), turun 1,45 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi menetap di 114,81 dolar AS per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus jatuh 4,02 dolar AS atau 3,7 persen, menjadi ditutup di 105,76 dolar AS per barel.
Berdasarkan kontrak bulan depan, standar minyak mentah AS dan Brent masing-masing kehilangan 7,8 persen dan 6,5 persen untuk Juni, tetapi kedua harga acuan minyak mentah menguat lebih dari 40 persen tahun ini, menurut Dow Jones Market Data.
Kelompok produsen OPEC+, termasuk Rusia, pada Kamis (30/6/2022) sepakat untuk tetap pada strategi produksinya setelah dua hari pertemuan. Klub produsen menghindari membahas kebijakan mulai September dan seterusnya.
Sebelumnya, OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus.
Sanksi terhadap minyak Rusia sejak invasi Rusia ke Ukraina telah membantu membuat harga energi melonjak, memicu kekhawatiran inflasi dan resesi.
Harga minyak turun bersama Wall Street pada Kamis (30/6/2022). S&P 500 ditetapkan untuk enam bulan pertama terburuk sejak 1970, di tengah kekhawatiran bahwa bank-bank sentral yang bertekad menjinakkan inflasi akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Penurunan harga di pasar minyak diperburuk karena para pedagang AS menyesuaikan posisi menjelang liburan akhir pekan tiga hari Empat Juli.
"Orang-orang mengambil uang dari meja," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.
Tetapi gangguan lebih lanjut pada pasokan dapat membatasi penurunan harga di tengah penangguhan pengiriman Libya dari dua pelabuhan timur, sementara produksi Ekuador turun karena protes yang sedang berlangsung.
Di Norwegia, 74 pekerja minyak lepas pantai di platform Equinor's Gudrun, Oseberg South dan Oseberg East akan mogok mulai 5 Juli, serikat pekerja Lederne mengatakan pada Kamis (30/6/2022), kemungkinan menutup sekitar 4,0 persen dari produksi minyak Norwegia.
Sementara itu Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada Kamis (30/6/2022) bahwa kemungkinan batas harga impor yang dikenakan pada minyak Rusia dapat mendorong harga lebih tinggi.
Baca juga: Minyak turun, pasar pertimbangkan pasokan, kenaikan stok bahan bakar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: