Jakarta (ANTARA) - Balai Sarbini, Jakarta pada Jumat, 1 Juli 2022 bakal kembali menjadi saksi perjalanan Daud Yordan yang akan berhadapan dengan petinju Thailand Panya Uthok dalam duel pertahanan titel WBC Asian Boxing Council Silver kelas ringan super.

Bagi Daud pertandingan kali ini sangat penting karena setelah enam tahun, akhirnya bisa kembali pentas di ibu kota. Kali terakhir, petinju 35 tahun itu berlaga di Balai Sarbini pada 5 Februari 2016 saat ia mengalahkan Yoshitaka Kato asal Jepang pada ronde kesembilan.

Ya, Daud pun mengaku sangat menantikan pertandingan kali ini. Terlebih lagi, lawan Panya Uthok merupakan laga tunda. Sebelumnya mereka dijadwalkan bertanding di World Siam Stadium, Bangkapi, Bangkok, Thailand, 4 Maret 2022.

Namun dua hari sebelum pertandingan, Daud dinyatakan positif COVID-19 setiba di Thailand. Alhasil laga pun terpaksa ditunda dan baru terlaksana, besok.

Daud dan Panya adalah dua petinju sarat pengalaman. Mereka telah malang melintang menghadapi deretan petinju kenamaan dunia. Daud telah melakoni 45 pertandingan sejak debut profesional 25 Agustus 2005.

Sedangkan Panya Uthok yang debut profesional 27 September 2004, lebih banyak dengan 64 kali naik ring.

Baca juga: 800 tiket tersedia dalam duel Daud Yordan vs Panya Uthok

Keduanya juga tercatat sama-sama pernah menyandang gelar juara dunia.

Bahkan, Daud saat ini masih menyandang titel IBA kelas ringan super. Sebelumnya dia adalah pemegang sabuk juara dunia IBO kelas bulu (57,1kg) dan ringan (61,2kg).

Pada sisi lain, Panya Uthok merupakan seorang mantan juara dunia dunia kelas bantam (53,5kg) versi WBO.

Praktis, laga besok malam layak dinantikan karena diprediksi menyuguhkan tontonan menarik bagi pencinta tinju di Tanah Air.

Selain partai utama antara Daud Yordan vs Panya Uthok, event bertajuk MPRO Evolution Fight Series 2022 ini juga akan menghadirkan sejumlah laga tambahan.

Seperti duel antara petinju tak terkalahkan asal Indonesia Ongen Saknosiwi melawan petinju Thailand Jirawat Thammachot.

Ada pula laga antara Georgy Lumoly versus Julio Bria (kelas bantam super). Lalu Egi Rozten melawan Satria Sandika (bulu super), dan Silem Serang berduel melawan Ferengky Rohi (terbang ringan).

Baca juga: Ongen Saknosiwi latih tanding 84 ronde untuk duel di Balai Sarbini

Halaman selanjutnya: Daud Yordan saat ini...
Petinju Indonesia Daud Yordan (kanan) berpose saat menimbang berat badan jelang bertanding melawan petinju Thailand Panya Uthok di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (30/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Daud Yordan

Sejak Chris John pensiun pada 2013 silam, Daud Yordan dapat dikatakan menjadi ikon tinju utama Indonesia. Dalam konferensi pers terakhir selepas timbang berat badan, Kamis, wajah Daud tampak lebih tirus bila dibandingkan dengan saat jumpa media, bulan lalu.

Kepada ANTARA, sang pelatih Edin Diaz pun mengungkapkan Daud menurunkan berat badan sekitar 3 hingga 4kg dari sebelumnya menjadi 63,3kg.

Ini membuktikan di tengah kesibukan sebagai Ketua Umum KONI Kabupaten Kayong Utara, Daud konsisten berlatih dan serius mempersiapkan diri demi mendapatkan bobot ideal untuk divisi ringan super.

Dari total 45 duel yang telah dilakoni, Daud mengantongi 41 kemenangan dengan rasio KO/TKO 63,04 persen atau 29 di antara kemenangannya berakhir sebelum lonceng ronde terakhir berbunyi.

Dari jumlah kemenangan tersebut, sembilan di antaranya juga diraih atas petinju Thailand. Ini yang perlu digaris bawahi.

Dengan kata lain, Daud sudah paham betul bagaimana gaya dari petinju Thailand yang mayoritas sama, dikenal pantang menyerah, punya semangat juang tinggi, serta gigih dalam melakoni pertarungan.

Baca juga: Daud Yordan terus tingkatkan latihan jelang tanding

Pada pertandingan terakhir, Daud sukses menganvaskan lawan yang berasal dari Negeri Gajah Putih yakni Rachata Khaophimai pada ronde kelima di World Siam Stadium, Bangkapi, Bangkok, 19 November 2021.

Dari segi jumlah pertandingan, Daud memang berada di bawah Panya Uthok. Namun jam terbang Daud bertanding di luar negeri lebih banyak.

Dia pernah berlaga di Amerika Serikat (AS) yang notabene kiblat dari olahraga adu jotos.

Debutnya di Negeri Paman Sam pun berjalan mulus. Dia berhasil mengalahkan Antonio Meza di lokasi para juara dunia bertanding yakni MGM Grand, Las Vegas pada 13 September 2008.

Kemudian dia tampil melawan Robert Guerrero di bawah HBO di HP Pavilion, San Jose pada 7 Maret 2009. Sayang, kala itu pertandingan di anggap no contest setelah benturan kepala yang tidak disengaja pada ronde kedua.

Setelah itu, Daud kembali tampil di Amerika Serikat melawan Celestino Caballero, tepatnya di BankAtlantic Center, Sunrise. Dia kalah angka.

Selain Negeri Paman Sam, Daud juga pernah bertanding di beberapa negara lainnya seperti Filipina, Thailand, Singapura, Australia, Uruguay, hingga Rusia.

Lawannya pun bukan petinju sembarangan. Dia pernah menghadapi deretan nama besar termasuk mantan juara dunia dunia kelas bulu versi WBA Anthony Crolla di Manchester Arena, Manchester, Inggris pada 10 November 2018. Namun ketika itu, Daud kalah angka.

Baca juga: Daud Yordan siap pukul KO Panya Uthok di Balai Sarbini

Halaman selanjutnya: Sedangkan Panya Uthok juga...
Petinju Indonesia Daud Yordan (kiri) berpose dengan petinju Thailand Panya Uthok (kanan) saat menimbang berat badan jelang bertanding di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (30/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

Panya Uthok

Sedangkan Panya Uthok juga merupakan petinju veteran yang pernah bertanding di sejumlah negara seperti di Filipina, Jepang, Australia, hingga Belgia. Adapun laga besok bakal menjadi debut naik ring di Indonesia.

Dari total 64 pertandingan, Panya Uthok mengantongi 54 kemenangan dengan rasio KO 56,25 persen.

Namun catatan kurang apik terjadi dalam dua laga terakhir. Petinju yang memiliki nama lain Pungluang Sor Singyu Onesong itu menelan dua kekalahan.

Pertama saat menghadapi Amnat Ruenroeng di Workpoint Studio, Bang Phun pada 7 November 2020 dan terakhir saat berduel melawan Thattana Luangphon di lokasi yang sama pada 13 Marer 2021.

Panya Uthok sebenarnya adalah lawan pengganti. Nama Panya muncul untuk menggantikan petinju asal Korea Selatan Hwang Kil Kim yang mengalami cedera saat persiapan untuk menghadapi Daud Yordan ketika jadwal awal ditetapkan, 4 Maret 2022.

Dalam duel terakhir, Panya Uthok naik ring untuk bertarung di kelas bantam super (55,3kg). Dengan kata lain, dia harus naik empat divisi untuk menghadapi Daud di kelas 63,5kg.

Baca juga: Daya tarik duel Daud Yordan vs Panya Uthok di Balai Sarbini

Saat berbincang dengan ANTARA dibantu penerjemah, Panya Uthok mengatakan hal tersebut bukan menjadi persoalan. Dia siap memberikan yang terbaik pada pertandingan nanti.

Dia menyabet titel WBO kelas Bantam pada 2 Maret 2013 ketika mengalahkan petinju Filipina AJ Banal di SM Mall of Asia Arena, Pasay City.

Namun gagal mempertahankan titel tersebut dalam duel pertama pertahanan melawan Paulus Ambunda asal Namibia di Windhoek Country Club Resort, Windhoek 2 Maret 2013.

Panya pun berusaha bangkit dan berkesempatan kembali menyandang titel WBO kelas batam pada 7 Agustus 2015 ketika sukses mengalahkan Ryo Akaho asal Jepang di Central Stadium, Ratchaburi, Thailand.

Dia satu kali berhasil mempertahankan titel sebelum direbut Marlon Tapales pada 27 Juli 2016.

Setelah itu, Panya Uthok sempat naik turun divisi sebelum akhirnya bakal berhadapan dengan Daud Yordan untuk memperebutkan titel WBC Asian Boxing Council Silver kelas ringan super.

Baca juga: Daud Yordan latih tanding 60 ronde satu bulan jelang duel di Jakarta

Halaman selanjutnya: Dari jumlah pertandingan...
Petinju Indonesia Daud Yordan bersiap menimbang berat jelang bertanding melawan petinju Thailand Panya Uthok di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (30/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
Prediksi

Dari jumlah pertandingan yang telah dilakoni, Daud kalah banyak dari Panya Uthok. Namun dari jam terbang, petinju asal Sukadana, Kalimantan Barat itu di atas kertas lebih unggul.

Dukungan dari penonton di Balai Sarbini juga bakal menjadi faktor "x" yang membuat Daud lebih termotivasi untuk bisa meraih kemenangan.

Secara teknis, kedua petinju juga memiliki gaya bertinju yang tak jauh berbeda. Daud adalah seorang fighter yang berani mengambil risiko.

Dia memiliki daya tahan yang kuat, taktis, dan pintar memanfaatkan peluang. Dalam pertandingan nanti, Daud tampaknya bakal langsung menyerang sejak awal.

Namun dia adalah tipe petinju yang suka memainkan ritme untuk membawa emosi penonton. Contohnya saat melawan Rachata Khaophimai pada laga terakhir.

Kala itu, Daud bisa saja mengalahkan lawan pada ronde keempat. Namun dia baru "menghabisi" lawan pada ronde kelima.

Dalam tiga pertandingan terakhir, Daud naik ring di divisi ringan super. Sedangkan Panya lebih sering tampil di kelas bantam.

Baca juga: Daud Yordan bakal ubah strategi pukulan imbas dari ganti lawan

Dari segi postur, Daud lebih unggul dengan 170cm dan jangkauan 173cm. Bandingkan dengan Panya Uthok yang memiliki tinggi 164cm dan jangkauan 170cm.

Daud harus bisa memanfaatkan keunggulannya tersebut. Dengan jangkauan yang lebih jauh, praktis duel jarang dekat bukan bukan opsi yang baik.

Daud harus mengambil jarak sembari memainkan ritme dengan gerak kaki, melancarkan pukulan jab, straight, serta mencari momentum untuk melibas lawan dengan pukulan hook dan uppercut.

Yang terpenting, Daud sampai lengah. Terlalu percaya diri juga akan menjadi malapetaka. Sebab, Panya Uthok juga memiliki pengalaman mumpuni dan tahu kapan dia harus melakukan serangan.

Panya Uthok dengan postur yang lebih pendek akan berusaha merangsek masuk untuk melakukan pertandingan jarak dekat. Daud harus mengantisipasi hal tersebut.

Adapun dari pemaparan di atas, ANTARA memprediksi Daud menang KO atau TKO sebelum ronde ke-10.

Baca juga: Ongen Saknosiwi enggan remehkan lawan dalam duel kelas bulu
Baca juga: Ongen Saknosiwi ingin tantang pemegang titel WBC Mark Magsayo