Integrasi transportasi publik & teknologi penting untuk para komuter
30 Juni 2022 18:11 WIB
(Ka-ki) Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi dan Kepala Divisi Customer Engagement PT MRT Jakarta (Perseroda) Syofya Ilham Ermayanti saat ditemui awak media di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (30/6/2022). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi mengatakan integrasi layanan transportasi publik dengan penyedia teknologi transportasi (ride hailing / social ride) penting demi menunjang kenyamanan perjalanan masyarakat (commuting).
"Ini kesempatan bagus dengan kolaborasi MRT dengan feeder system bersama dengan sekarang enam partner, guna meningkatkan mobilitas atau membantu masyarakat untuk naik MRT dari rumah langsung," kata Effendi saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis.
Mengutip data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebanyak 70 persen penduduk di provinsi DKI Jakarta merupakan kelompok usia produktif.
Baca juga: MRT gandeng empat mitra swasta konsorsium untuk danai proyek Fase 3
Hal ini menyebabkan permintaan akan moda transportasi pilihan di jam sibuk menjadi sangat tinggi seiring dengan mobilitas warga di ibu kota dan sekitarnya.
"Dan berdasarkan hasil survei kami, yang diinginkan penumpang adalah kenyamanan. Bagaimana caranya mulai dari keluar rumah hingga ke tempat tujuan sudah ada treat yang jelas, ditambah dengan feeder partner untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan penumpang," kata Kepala Divisi Customer Engagement PT MRT Jakarta (Perseroda) Syofya Ilham Ermayanti.
Menanggapi, Effendi mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mewujudkan kenyamanan perjalanan penggunanya. Beberapa di antaranya adalah layanan bus Transjakarta, layanan taksi, dan sejumlah perusahaan teknologi transportasi.
"Kita tidak bisa sendirian untuk melakukan hal tersebut. Itulah sebabnya kita butuh partner yang lain, dimana private sector juga akan masuk di dalamnya," kata Effendi.
Ia memastikan, mitra kerja sama yang berada di area yang dikelola oleh MRT Jakarta tidak menimbulkan kemacetan dan penghambatan.
"Area yang dikelola MRT kami pastikan titik-titik itu tidak menimbulkan kemacetan, penghambatan. Sementara yang diberikan kepada partner adalah info dimana mereka bisa antar-jemput penumpang. Sehingga sebagai startup pun diharapkan akan tumbuh bersama MRT dan eventually, revenue juga ikut tumbuh," paparnya.
Baca juga: SO-5 di Stasiun Manggarai mendongkrak penumpang transportasi massal
Baca juga: DKI gratiskan tarif TransJakarta, MRT dan LRT khusus 22 Juni
Baca juga: Inggris siap bantu pinjaman Rp22 triliun untuk pengembangan MRT
"Ini kesempatan bagus dengan kolaborasi MRT dengan feeder system bersama dengan sekarang enam partner, guna meningkatkan mobilitas atau membantu masyarakat untuk naik MRT dari rumah langsung," kata Effendi saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis.
Mengutip data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebanyak 70 persen penduduk di provinsi DKI Jakarta merupakan kelompok usia produktif.
Baca juga: MRT gandeng empat mitra swasta konsorsium untuk danai proyek Fase 3
Hal ini menyebabkan permintaan akan moda transportasi pilihan di jam sibuk menjadi sangat tinggi seiring dengan mobilitas warga di ibu kota dan sekitarnya.
"Dan berdasarkan hasil survei kami, yang diinginkan penumpang adalah kenyamanan. Bagaimana caranya mulai dari keluar rumah hingga ke tempat tujuan sudah ada treat yang jelas, ditambah dengan feeder partner untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan penumpang," kata Kepala Divisi Customer Engagement PT MRT Jakarta (Perseroda) Syofya Ilham Ermayanti.
Menanggapi, Effendi mengatakan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mewujudkan kenyamanan perjalanan penggunanya. Beberapa di antaranya adalah layanan bus Transjakarta, layanan taksi, dan sejumlah perusahaan teknologi transportasi.
"Kita tidak bisa sendirian untuk melakukan hal tersebut. Itulah sebabnya kita butuh partner yang lain, dimana private sector juga akan masuk di dalamnya," kata Effendi.
Ia memastikan, mitra kerja sama yang berada di area yang dikelola oleh MRT Jakarta tidak menimbulkan kemacetan dan penghambatan.
"Area yang dikelola MRT kami pastikan titik-titik itu tidak menimbulkan kemacetan, penghambatan. Sementara yang diberikan kepada partner adalah info dimana mereka bisa antar-jemput penumpang. Sehingga sebagai startup pun diharapkan akan tumbuh bersama MRT dan eventually, revenue juga ikut tumbuh," paparnya.
Baca juga: SO-5 di Stasiun Manggarai mendongkrak penumpang transportasi massal
Baca juga: DKI gratiskan tarif TransJakarta, MRT dan LRT khusus 22 Juni
Baca juga: Inggris siap bantu pinjaman Rp22 triliun untuk pengembangan MRT
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: