Muhammadiyah putuskan penyelenggaraan Muktamar ke-48 secara luring
30 Juni 2022 17:41 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dengan tema "Optimis Hadapi COVID-19 Menuju Sukses Muktamar Ke-48" pada Kamis (30/6/2022). (ANTARA/HO-Muhammadiyah)
Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan penyelenggaraan Muktamar ke-48 yang digelar di Kota Surakarta, Jawa Tengah pada 18-20 November 2022 dilaksanakan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Muktamar dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2022 di Kota Surakarta. Muktamar dilaksanakan secara tatap muka sesuai protokol kesehatan COVID-19," demikian isi surat keputusan ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekum Abdul Mu'ti yang diterima di Jakarta, Kamis.
Keputusan menggelar secara luring itu ditetapkan dalam tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dengan tema "Optimis Hadapi COVID-19 Menuju Sukses Muktamar Ke-48" pada Kamis.
Muktamar akan dihadiri oleh anggota, peserta, dan peninjau sesuai Anggaran Rumah Tangga pasal 22 ayat (5). Khusus peserta dan peninjau ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam jumlah terbatas.
Penggembira diberi kesempatan untuk menghadiri muktamar dengan mematuhi protokol kesehatan COVID-19 serta mengedepankan keamanan dan keselamatan.
"Pengaturan tentang kehadiran penggembira mengacu pada ketentuan yang direkomendasikan oleh MCCC. Pengelolaan penggembira dilakukan oleh panitia muktamar secara saksama yang pelaksanaannya berkoordinasi dengan MCCC dan berbagai pihak terkait," demikian bunyi surat keputusan tersebut.
Baca juga: Aksi Muhammadiyah tangani bencana jadi materi lembaga internasional
Nantinya, sidang-sidang tanwir dalam membahas dan mengambil keputusan sesuai dengan prinsip, ketentuan, dan kepentingan persyarikatan di tengah dinamika kehidupan nasional maupun global.
Haedar Nashir mengatakan muktamar merupakan regulasi organisasi yang penting. Muktamar merupakan arena untuk menentukan perjalanan Muhammadiyah ke depan dalam menghadapi ragam tantangan dan masalah.
Menurutnya, ada sejumlah masalah yang mesti diurai, mulai dari persoalan kebangsaan, kemanusiaan, hingga keagamaan, baik yang bersifat lokal, negara, maupun internasional.
Ia ingin menjadikan momen ini sebagai tonggak strategis untuk menghadapi berbagai macam tantangan.
"Karena itu, utamakan yang penting dan pokok dari yang lainnya, maka mari kita wujudkan, laksanakan, dan kita sukseskan muktamar itu sebagaimana pada pokok pangkalnya," kata dia.
Baca juga: Muhammadiyah tekankan pentingnya Wasathiyah Islam di tingkat global
Baca juga: PP Muhammadiyah: Rekomendasi seminar akan dibawa ke Muktamar
Baca juga: Mahfud minta Muhammadiyah jaga masjid sejalan dengan nilai Indonesia
"Muktamar dilaksanakan pada tanggal 18-20 November 2022 di Kota Surakarta. Muktamar dilaksanakan secara tatap muka sesuai protokol kesehatan COVID-19," demikian isi surat keputusan ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekum Abdul Mu'ti yang diterima di Jakarta, Kamis.
Keputusan menggelar secara luring itu ditetapkan dalam tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dengan tema "Optimis Hadapi COVID-19 Menuju Sukses Muktamar Ke-48" pada Kamis.
Muktamar akan dihadiri oleh anggota, peserta, dan peninjau sesuai Anggaran Rumah Tangga pasal 22 ayat (5). Khusus peserta dan peninjau ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam jumlah terbatas.
Penggembira diberi kesempatan untuk menghadiri muktamar dengan mematuhi protokol kesehatan COVID-19 serta mengedepankan keamanan dan keselamatan.
"Pengaturan tentang kehadiran penggembira mengacu pada ketentuan yang direkomendasikan oleh MCCC. Pengelolaan penggembira dilakukan oleh panitia muktamar secara saksama yang pelaksanaannya berkoordinasi dengan MCCC dan berbagai pihak terkait," demikian bunyi surat keputusan tersebut.
Baca juga: Aksi Muhammadiyah tangani bencana jadi materi lembaga internasional
Nantinya, sidang-sidang tanwir dalam membahas dan mengambil keputusan sesuai dengan prinsip, ketentuan, dan kepentingan persyarikatan di tengah dinamika kehidupan nasional maupun global.
Haedar Nashir mengatakan muktamar merupakan regulasi organisasi yang penting. Muktamar merupakan arena untuk menentukan perjalanan Muhammadiyah ke depan dalam menghadapi ragam tantangan dan masalah.
Menurutnya, ada sejumlah masalah yang mesti diurai, mulai dari persoalan kebangsaan, kemanusiaan, hingga keagamaan, baik yang bersifat lokal, negara, maupun internasional.
Ia ingin menjadikan momen ini sebagai tonggak strategis untuk menghadapi berbagai macam tantangan.
"Karena itu, utamakan yang penting dan pokok dari yang lainnya, maka mari kita wujudkan, laksanakan, dan kita sukseskan muktamar itu sebagaimana pada pokok pangkalnya," kata dia.
Baca juga: Muhammadiyah tekankan pentingnya Wasathiyah Islam di tingkat global
Baca juga: PP Muhammadiyah: Rekomendasi seminar akan dibawa ke Muktamar
Baca juga: Mahfud minta Muhammadiyah jaga masjid sejalan dengan nilai Indonesia
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: