Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kasus harian COVID-19 nasional kembali mengalami kenaikan sebulan usai Lebaran, namun kasus harian di luar Jawa Bali masih cenderung landai.


Dalam keterangan di Jakarta, Rabu, Menko Airlangga menuturkan transmisi komunitas di Indonesia konsisten naik, namun masih relatif rendah di angka 4,68 per 100 ribu penduduk per minggu, atau termasuk level 1 transimisi komunitas standar WHO.


“Sedangkan transmisi komunitas luar Jawa Bali masih relatif sangat rendah di angka 0,29 per 100 ribu penduduk per minggu dengan rawat inap dan kematian yang cenderung menurun,” ujarnya.


Rerata kasus harian diseluruh Provinsi di luar Jawa Bali adalah enam orang dengan positivity rate di bawah 1 persen sehingga dapat disimpulkan situasi COVID-19 di luar Jawa Bali masih sangat terkendali.


Per 28 Juni, hanya sebanyak 61 kasus atau hanya 2,81 persen dari kasus harian nasional yang sebesar 2.167 kasus dan tidak terlihat kenaikan tren kasus.

Hal itu menyebabkan kasus aktif di luar Jawa-Bali juga sangat rendah, hanya sebesar 3,81 persen dari total kasus aktif nasional atau 584 kasus dari total 15.310 kasus. Untuk kasus tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara dengan kasus harian sebanyak delapan kasus dan total kasus aktif sebanyak 54 kasus

Baca juga: Airlangga: Kasus harian COVID-19 aman tapi menunjukkan peningkatan

Baca juga: Airlangga: Pemerintah akan dorong vaksin dosis 3 jadi syarat keramaian



“Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan di Jawa-Bali,” ucap Airlangga.


"Secara keseluruhan, Level Asesmen di 27 Provinsi luar Jawa-Bali masih terjaga baik. Transmisi Komunitas terus terjaga rendah pada Level 1 di semua Provinsi di luar Jawa Bali," ujarnya.


Airlangga merinci sebanyak 23 provinsi masih memiliki
kapasitas respon terbatas yang diakibatkan dari testing atau tracing yang terbatas. Kemudian satu provinsi memiliki kapasitas respon sedang yakni Provinsi Kalimantan Timur dan tiga provinsi memiliki kapasitas respon memadai yaitu provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Jambi.


Lebih lanjut ia menegaskan kembali pentingnya percepatan vaksinasi booster atau dosis ketiga selain juga memastikan ketersediaan dan distribusi vaksin dan obat, serta Pemerintah Daerah untuk memperkuat kapasitas dan fungsi fasilitas kesehatan (faskes) di daerah.


Hingga 28 Juni, masih terdapat dua provinsi yang capaian vaksinasi dosis pertamanya masih di bawah 70 persen yaitu Papua Barat dan Papua. Untuk vaksinasi dosis kedua masih ada 10 provinsi yang capaiannya di bawah 70 persen.


Sedangkan untuk vaksinasi dosis ketiga masih ada 23 provinsi yang capaiannya di bawah 30 persen. Adapun untuk vaksinasi lansia dosis pertama terdapat tujuh provinsi di luar Jawa-Bali yang pencapaiannya kurang dari 70 persen serta dosis kedua masih ada 11 provinsi di bawah 50 persen dan empat provinsi di atas 70 persen.


“Vaksinasi booster tetap terus diakselerasi, mengingat kasus harian dan kasus aktif sudah mulai meningkat di mana diperkirakan bisa mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Masyarakat pun terus kami himbau untuk kembali mendisiplinkan diri dalam menjalankan protokol kesehatan,” tutur Airlangga.

Baca juga: Kasus aktif COVID-19 di atas 1.000 kini hanya di tiga provinsi

Baca juga: Sri Mulyani ingatkan jangan anggap wajar angka COVID-19 rendah