Menparekraf dorong santri manfaatkan teknologi pemasaran digital
29 Juni 2022 19:18 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada saat memberikan arahan kepada para santri yang ada di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, Jawa Timur, Rabu (29/6/2022). ANTARA/Vicki Febrianto.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong para santri yang ada di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi pemasaran berbasis digital dalam upaya untuk membuka lapangan kerja baru.
Sandiaga di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa para santri diharapkan mampu memanfaatkan teknologi pemasaran digital untuk memasarkan produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh para santri tersebut.
"Kami harapkan para santri yang produknya sudah ditampilkan, bisa lebih mahir menggunakan digital marketing. Karena ini tahapan kita untuk mencetak 1,1 juta lapangan kerja baru pada tahun ini," kata Sandiaga.
Dalam kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang tersebut, Sandiaga mengatakan bahwa pada era revolusi industri seperti saat ini, digitalisasi menjadi salah satu hal penting untuk memasarkan produk, khususnya yang dihasilkan oleh para santri.
Ia berharap ke depan seluruh pemasaran produk yang dihasilkan oleh para santri di Indonesia termasuk Bahrul Maghfiroh Malang tersebut, bisa memanfaatkan platform pemasaran berbasis digital.
"Nanti Bahrul Maghfiroh akan 95 persen akan dijual melalui digitalisasi, melalui platform digital. Pengalaman guru terbaik, yang akan menampakkan kesuksesan," ujarnya.
Ia menambahkan para santri diharapkan juga mampu mengambil risiko dalam membuka usaha yang dirintisnya. Menurutnya, kegagalan dalam berusaha memang biasa terjadi, namun hal itu merupakan langkah utama untuk menuju kesuksesan.
"Ketika belum berhasil akan berusaha lebih keras, bersyukur, bersabar. Tidak ada orang sukses yang tidak berani mengambil resiko. Kegagalan anak tangga menuju kesuksesan. Inovasi, tidak ada orang yang sukses tanpa inovasi," katanya.
Sementara itu Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Muhammad Bisri mengungkapkan, usai para santri memanfaatkan teknologi pemasaran digital, produk yang dihasilkan mulai diminati pasar dan mampu menghasilkan keuntungan.
Salah produk yang dijual dengan memanfaatkan teknologi pemasaran secara digital tersebut adalah bunga anggrek. Produk tersebut, awalnya dipasarkan secara konvensional dan saat ini sudah mulai menggunakan platform digital.
"Sekarang sudah pakai medsos, sudah mulai laris, sudah menghasilkan uang. Pelatihan digital marketing ini, agar para santri bisa mengenal sejak dini," katanya.
Baca juga: Transformasi digital UMKM bukan sekadar buka toko "online"
Baca juga: Tips pemasaran digital UMKM, maksimalkan medsos dan buat konten viral
Baca juga: Menparekraf target 30 Juta UMKM masuk toko daring
Sandiaga di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa para santri diharapkan mampu memanfaatkan teknologi pemasaran digital untuk memasarkan produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh para santri tersebut.
"Kami harapkan para santri yang produknya sudah ditampilkan, bisa lebih mahir menggunakan digital marketing. Karena ini tahapan kita untuk mencetak 1,1 juta lapangan kerja baru pada tahun ini," kata Sandiaga.
Dalam kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang tersebut, Sandiaga mengatakan bahwa pada era revolusi industri seperti saat ini, digitalisasi menjadi salah satu hal penting untuk memasarkan produk, khususnya yang dihasilkan oleh para santri.
Ia berharap ke depan seluruh pemasaran produk yang dihasilkan oleh para santri di Indonesia termasuk Bahrul Maghfiroh Malang tersebut, bisa memanfaatkan platform pemasaran berbasis digital.
"Nanti Bahrul Maghfiroh akan 95 persen akan dijual melalui digitalisasi, melalui platform digital. Pengalaman guru terbaik, yang akan menampakkan kesuksesan," ujarnya.
Ia menambahkan para santri diharapkan juga mampu mengambil risiko dalam membuka usaha yang dirintisnya. Menurutnya, kegagalan dalam berusaha memang biasa terjadi, namun hal itu merupakan langkah utama untuk menuju kesuksesan.
"Ketika belum berhasil akan berusaha lebih keras, bersyukur, bersabar. Tidak ada orang sukses yang tidak berani mengambil resiko. Kegagalan anak tangga menuju kesuksesan. Inovasi, tidak ada orang yang sukses tanpa inovasi," katanya.
Sementara itu Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Muhammad Bisri mengungkapkan, usai para santri memanfaatkan teknologi pemasaran digital, produk yang dihasilkan mulai diminati pasar dan mampu menghasilkan keuntungan.
Salah produk yang dijual dengan memanfaatkan teknologi pemasaran secara digital tersebut adalah bunga anggrek. Produk tersebut, awalnya dipasarkan secara konvensional dan saat ini sudah mulai menggunakan platform digital.
"Sekarang sudah pakai medsos, sudah mulai laris, sudah menghasilkan uang. Pelatihan digital marketing ini, agar para santri bisa mengenal sejak dini," katanya.
Baca juga: Transformasi digital UMKM bukan sekadar buka toko "online"
Baca juga: Tips pemasaran digital UMKM, maksimalkan medsos dan buat konten viral
Baca juga: Menparekraf target 30 Juta UMKM masuk toko daring
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: