Mentan sebut penambahan vaksin PMK ke daerah dilakukan bertahap
28 Juni 2022 20:49 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, saat mengunjungi Balai Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Lampung. Kabupaten Lampung Selatan, Selasa, (28/6/2022). ANTARA/Dian Hadiyatna/am.
Lampung Selatan (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penambahan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah, akan dilakukan secara bertahap.
"Penambahan vaksin tentu bertahap. Karena membeli vaksin PMK tidak boleh sembarang, harus ada indikatornya," kata Mentan di Lampung, Selasa.
Ia mengatakan saat ini ketersediaan vaksin PMK yang dimiliki Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis dan 800 ribu dosisnya telah disebarkan ke daerah-daerah.
"Penambahan vaksin akan terus berproses. Sekarang sudah ada 3 juta dosis vaksin PMK, jelang hari raya kurban sudah 800 ribu dosis didistribusi, tentunya ini juga kan terus berkembang," kata dia.
Baca juga: Menko PMK minta distribusi vaksin ternak dipercepat
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa dalam penanganan PMK yang menyerang hewan ternak, Kementan memiliki sejumlah agenda, salah satunya yakni agenda darurat.
Mentan memaparkan bahwa agenda darurat meliputi kebijakan daerahnya diblok dan melakukan isolalasi terhadap hewan ternak yang terdapat di daerah tersebut.
Ia pun mengakui bahwa daerah sebaran PMK memang terus bertambah, namun tidak seluruhnya dalam suatu kabupaten dan kota maka semua sapinya terjangkit PMK.
Baca juga: Anggota DPR dorong distribusi vaksin PMK cepat dan merata
"Kabupaten dan kotanya memang bertambah. Tapi dari satu kabupaten itu hanya satu hingga dua kecamatan saja yang terjangkit PMK. Jadi saya harap juga jangan terlampau panik karena kasihan petani, hewan ternaknya bisa terjual dengan harga yang murah karena ada yang memanfaatkan PMK ini," kata dia.
Namun begitu, bukan berarti PMK ini juga dianggap masalah yang ringan. Sebab PMK merupakan virus yang cepat penularan karena melalui udara atau airborne, sehingga lalu lintas hewan dan juga manusia harus menjadi perhatian bersama.
"Virus PMK ini penularan sangat cepat karena melalui udara dan bisa juga dari carrier atau manusianya. Kami bisa mengunci hewan dari daerah terjangkit tidak keluar, tapi manusianya yang menjadi carrier ini juga yang harus jadi perhatian, sehingga tidak cukup dari jajaran kami saja dalam penangan PMK ini, namun fokus harus lebih kuat di bawah," kata dia.
Baca juga: Lebih dari 81 ribu ternak sudah divaksin PMK
"Penambahan vaksin tentu bertahap. Karena membeli vaksin PMK tidak boleh sembarang, harus ada indikatornya," kata Mentan di Lampung, Selasa.
Ia mengatakan saat ini ketersediaan vaksin PMK yang dimiliki Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis dan 800 ribu dosisnya telah disebarkan ke daerah-daerah.
"Penambahan vaksin akan terus berproses. Sekarang sudah ada 3 juta dosis vaksin PMK, jelang hari raya kurban sudah 800 ribu dosis didistribusi, tentunya ini juga kan terus berkembang," kata dia.
Baca juga: Menko PMK minta distribusi vaksin ternak dipercepat
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa dalam penanganan PMK yang menyerang hewan ternak, Kementan memiliki sejumlah agenda, salah satunya yakni agenda darurat.
Mentan memaparkan bahwa agenda darurat meliputi kebijakan daerahnya diblok dan melakukan isolalasi terhadap hewan ternak yang terdapat di daerah tersebut.
Ia pun mengakui bahwa daerah sebaran PMK memang terus bertambah, namun tidak seluruhnya dalam suatu kabupaten dan kota maka semua sapinya terjangkit PMK.
Baca juga: Anggota DPR dorong distribusi vaksin PMK cepat dan merata
"Kabupaten dan kotanya memang bertambah. Tapi dari satu kabupaten itu hanya satu hingga dua kecamatan saja yang terjangkit PMK. Jadi saya harap juga jangan terlampau panik karena kasihan petani, hewan ternaknya bisa terjual dengan harga yang murah karena ada yang memanfaatkan PMK ini," kata dia.
Namun begitu, bukan berarti PMK ini juga dianggap masalah yang ringan. Sebab PMK merupakan virus yang cepat penularan karena melalui udara atau airborne, sehingga lalu lintas hewan dan juga manusia harus menjadi perhatian bersama.
"Virus PMK ini penularan sangat cepat karena melalui udara dan bisa juga dari carrier atau manusianya. Kami bisa mengunci hewan dari daerah terjangkit tidak keluar, tapi manusianya yang menjadi carrier ini juga yang harus jadi perhatian, sehingga tidak cukup dari jajaran kami saja dalam penangan PMK ini, namun fokus harus lebih kuat di bawah," kata dia.
Baca juga: Lebih dari 81 ribu ternak sudah divaksin PMK
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: