Jakarta (ANTARA) - Komunitas Kreatif Yogyakarta mendiskusikan seputar UMKM saat bertemu dengan pejabat dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam kegiatan bertajuk “Ngopi Bareng Bersama Komunitas Kreatif Yogyakarta” di Ndalem Poenakawan, Ngampilan, Yogyakarta.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan bahwa kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi wadah diskusi antara Pemerintah, akademisi, pelaku UMKM, dan komunitas.

Kegiatan yang digelar dalam bentuk diskusi santai tersebut membahas terkait klaster UMKM, ekonomi kreatif di Yogyakarta, dan Kredit Usaha Rakyat sebagai salah satu kebijakan Pemerintah yang didorong untuk mendukung UMKM agar naik kelas.

Diskusi santai tersebut dihadiri oleh para pelaku UMKM Yogyakarta, Komunitas, Karang Taruna, Akademisi, dan Lembaga Penyalur serta Lembaga Penjamin yang turut berkomitmen menjadi mitra Pemerintah dalam menyalurkan KUR kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut diwarnai dengan antusias para peserta yang terwujud dalam diskusi aktif dua arah antara peserta dan para narasumber. Diskusi tersebut menghadirkan Tim Asistensi Menko Perekonomian, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian, dan Akademisi dari Fisipol UGM sebagai narasumber.

Pihak pengelola Ndalem Poenakawan mengungkapkan bahwa bangunan Ndalem Poenakawan yang menjadi lokasi diskusi adalah Balai Kota Yogyakarta yang pertama sejak awal kemerdekaan. Hingga saat ini para pengunjung masih sering menyebut bangunan ini sebagai Balai Kota Lama yang bernama Gedung Punokawan.

Yogyakarta sendiri memiliki potensi UMKM yang tinggi, berdasarkan data yang dirilis pada laman resmi Bappeda Provinsi Yogyakarta diketahui jumlah UKM berdasarkan jenis usaha sebanyak lebih dari 300 ribu unit usaha.

“Dalam diskusi ini terlihat optimisme UMKM Yogyakarta yang sangat tinggi. Semoga dari diskusi ini bisa menghasilkan langkah yang konkret dan memberi dampak positif bagi pelaku UMKM di Yogyakarta,” kata Kepala Biro Haryo.

Adapun saat ini UMKM di Indonesia berjumlah sekitar 64,2 juta usaha dan berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap PDB Indonesia serta menyerap 97 persen dari total tenaga kerja nasional.

Keberadaan UMKM di Indonesia yang berperan penting dalam menyokong perekonomian nasional tersebut juga telah terbukti dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi dan keuangan yang pernah dialami Indonesia termasuk krisis akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: Menparekraf sebut Omah Budoyo Jogja topang UMKM dan kewirausahaan

Baca juga: UMKM Yogyakarta pamerkan beragam aksesoris wanita di Jakarta Fair 2022