BNP Paribas nilai stabilitas makro dukung iklim investasi di Indonesia
28 Juni 2022 11:16 WIB
Tangkapan layar - Presiden Direktur Priyo Santoso BNP Paribas Asset Management saat memberikan keterangan dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA/Citro Atmoko/aa.
Jakarta (ANTARA) - BNP Paribas Asset Management menilai stabilitas makro ekonomi yang berhasil dibangun oleh pemerintah meski di tengah gejolak global, mendukung iklim investasi di Indonesia tetap positif saat ini dan juga pada masa mendatang.
"Kami memiliki pandangan yang positif terhadap prospek investasi di Indonesia ke depan, karena kami melihat dalam beberapa tahun terakhir reformasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia itu memberikan stabilitas di makro ekonomi Indonesia," kata Presiden Direktur Priyo Santoso BNP Paribas Asset Management dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Menurut Priyo, stabilitas makro ekonomi Indonesia relatif tetap terjaga di tengah tensi geopolitik di Eropa dan juga kenaikan harga komoditas yang menyebabkan peningkatan inflasi.
"Kami juga melihat bagaimana Bank Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan tingkat suku bunga dan juga kebijakan likuiditas yang di satu sisi juga memberikan kontribusi dan dukungan terhadap kestabilan nilai tukar rupiah. Itu merupakan suatu hal yang sangat penting bagi iklim investasi di Indonesia," ujar Priyo.
Baca juga: Jokowi bahas kerja sama-investasi dengan UEA usai ke Ukraina-Rusia
Priyo meyakini, dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia seperti menjaga inflasi tetap stabil dan tingkat suku bunga yang juga dijaga di tingkat yang tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, akan membuat gairah investasi di Tanah Air tetap positif.
"Walau pada saat ini kami melihat bahwa suku bunga obligasi mulai meningkat, tapi kami melihat bahwa dengan arah kebijakan pemerintah Indonesia dan juga BI untuk menjaga stabilitas makro ekonomi di Indonesia, itu akan memberikan dampak yang positif terhadap prospek investasi di Indonesia," kata Priyo.
Terkait investasi, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga akhir Desember 2021 menunjukkan investor reksa dana telah mencapai 6,8 juta atau meningkat 92 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan ketertarikan masyarakat Indonesia pada instrumen investasi reksa dana yang semakin meningkat.
Sebagai perusahaan manajer nvestasi, BNP Paribas Asset Management berpandangan bahwa salah satu tren investasi global yang diperkirakan juga akan menjadi tren di Indonesia adalah tren investasi berkelanjutan atau investasi berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG. Ditambah lagi, tahun ini Indonesia memegang Presidensi G20 Meeting di mana ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif menjadi topik utamanya.
Baca juga: Investasi teknologi kelola krisis di sektor parekraf penting dilakukan
Genap berusia 30 tahun, BNP Paribas Asset Management pun mempertegas komitmennya ke dalam bentuk gerakan We Are The Future Makers di mana berinvestasi menjadi suatu upaya memberikan dampak positif terhadap dunia sekitar dan generasi penerus.
Direktur BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani mengatakan, dana kelolaan perseroan yang menganut nilai-nilai ESG saat ini terus bertumbuh.
"Dana kelolaan kami tumbuh hampir hingga lima kali lipat, jadi sudah mencapai Rp5,5 triliun per akhir Mei. Itu mencakup seluruh reksa dana berbasis ESG kami, baik dari luar negeri maupun luar negeri," ujar Maya.
"Kami memiliki pandangan yang positif terhadap prospek investasi di Indonesia ke depan, karena kami melihat dalam beberapa tahun terakhir reformasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia itu memberikan stabilitas di makro ekonomi Indonesia," kata Presiden Direktur Priyo Santoso BNP Paribas Asset Management dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Menurut Priyo, stabilitas makro ekonomi Indonesia relatif tetap terjaga di tengah tensi geopolitik di Eropa dan juga kenaikan harga komoditas yang menyebabkan peningkatan inflasi.
"Kami juga melihat bagaimana Bank Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan tingkat suku bunga dan juga kebijakan likuiditas yang di satu sisi juga memberikan kontribusi dan dukungan terhadap kestabilan nilai tukar rupiah. Itu merupakan suatu hal yang sangat penting bagi iklim investasi di Indonesia," ujar Priyo.
Baca juga: Jokowi bahas kerja sama-investasi dengan UEA usai ke Ukraina-Rusia
Priyo meyakini, dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia seperti menjaga inflasi tetap stabil dan tingkat suku bunga yang juga dijaga di tingkat yang tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, akan membuat gairah investasi di Tanah Air tetap positif.
"Walau pada saat ini kami melihat bahwa suku bunga obligasi mulai meningkat, tapi kami melihat bahwa dengan arah kebijakan pemerintah Indonesia dan juga BI untuk menjaga stabilitas makro ekonomi di Indonesia, itu akan memberikan dampak yang positif terhadap prospek investasi di Indonesia," kata Priyo.
Terkait investasi, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga akhir Desember 2021 menunjukkan investor reksa dana telah mencapai 6,8 juta atau meningkat 92 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan ketertarikan masyarakat Indonesia pada instrumen investasi reksa dana yang semakin meningkat.
Sebagai perusahaan manajer nvestasi, BNP Paribas Asset Management berpandangan bahwa salah satu tren investasi global yang diperkirakan juga akan menjadi tren di Indonesia adalah tren investasi berkelanjutan atau investasi berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG. Ditambah lagi, tahun ini Indonesia memegang Presidensi G20 Meeting di mana ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif menjadi topik utamanya.
Baca juga: Investasi teknologi kelola krisis di sektor parekraf penting dilakukan
Genap berusia 30 tahun, BNP Paribas Asset Management pun mempertegas komitmennya ke dalam bentuk gerakan We Are The Future Makers di mana berinvestasi menjadi suatu upaya memberikan dampak positif terhadap dunia sekitar dan generasi penerus.
Direktur BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani mengatakan, dana kelolaan perseroan yang menganut nilai-nilai ESG saat ini terus bertumbuh.
"Dana kelolaan kami tumbuh hampir hingga lima kali lipat, jadi sudah mencapai Rp5,5 triliun per akhir Mei. Itu mencakup seluruh reksa dana berbasis ESG kami, baik dari luar negeri maupun luar negeri," ujar Maya.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: