Magelang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masing-masing daerah untuk mengaktifkan atau membuat pos kontrol atau pengawasan ternak guna mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Pengawasannya tidak cukup mudah, karena memang agak sulit mengendalikan antardaerah, antarkabupaten atau keluar masuknya ternak," katanya di Magelang, Senin.

Ia menyampaikan hal tersebut usai membuka Borobudur Student Festival di SD Kanisius Borobudur, Kabupaten Magelang.

"Saya minta membuat pos-pos untuk bisa mengawal sapi-sapi, ternak-ternak yang bisa terkena PMK, minimal dicatat dan kami minta tolong betul para pedagang sapi agar semua transaksi dilaporkan, beli di mana, dijual di mana, karena itu akan sangat membantu petugas," katanya.

Ia menuturkan kalau jual beli ternak secara kucing-kucingan nanti bisa berbahaya.

Baca juga: Jateng dapat tambahan 75.500 dosis vaksin PMK
Baca juga: Pemkab Magelang bentuk gugus tugas penanganan PMK jelang Idul Adha

Ganjar mengatakan ternak luar daerah boleh masuk asal dikontrol.

"Kalau kontrol bagus kan tidak apa-apa, maka harus dibuat pos pengawasan ternak," katanya.

Ia menyebutkan kemarin Jawa Tengah mendapat tambahan vaksin PMK sekitar 75.000 dosis dari Kementerian Pertanian dan minggu ini harus disuntikkan semua.

Menurut dia semua sapi, semua binatang yang rawan terkena PMK harus divaksin PMK.

"Kalau mau bereskan PMK secara keseluruhan maka saya minta penyuluh, peternak, dan masyarakat di desa untuk bisa mendata semua ternak," katanya.

Ganjar mengatakan dengan vaksin sebanyak 75.000 dosis tersebut masih kurang banyak, karena Provinsi Jateng membutuhkan sekitar 2 jutaan vaksin dan ternak yang sakit diobati dan trennya sebenarnya diobati sembuh, hanya butuh edukasi.

Baca juga: Pemprov Jateng didorong lakukan pengadaan vitamin ternak cegah PMK
Baca juga: Gubernur Jatim imbau penyembelihan hewan kurban di RPH

Baca juga: Kementan usulkan anggaran Rp4,6 triliun untuk penanganan PMK