Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic semakin termotivasi meraih gelar keempatnya di Wimbledon mengingat ajang tersebut diperkirakan akan menjadi penampilan Grand Slam terakhirnya pada tahun ini hingga French Open tahun depan.

Djokovic melewatkan Australian Open 2022 setelah dideportasi karena belum mendapat vaksinasi COVID-19. Petenis Serbia itu juga tidak mendapat izin tampil di US Open pada September nanti karena alasan serupa.

Baca juga: Djokovic kemungkinan bertemu Alcaraz di perempat final Wimbledon

Ambisi Djokovic untuk memenangi gelar Grand Slam terbanyak pun harus tertunda lebih lama. Rafael Nadal kini memegang rekor 22 titel Grand Slam dibandingkan 20 milik Djokovic.

“Hingga saat ini saya tidak mendapat izin untuk memasuki Amerika Serikat karena kondisi ini. Saya sadar itu. Alasan itu membuat saya makin termotivasi untuk tampil baik di sini (Wimbledon),” kata Djokovic, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu.

Baca juga: Djokovic akan menjadi tantangan berat Nadal di Wimbledon

“Saya berharap bisa mendapat hasil yang baik di sini seperti yang saya telah lakukan di tiga edisi terakhir,” kata petenis 35 tahun itu menambahkan.

Seandainya Djokovic dapat mempertahankan titel tersebut, dia akan menjadi petenis putra keempat di era modern yang memenangi empat mahkota Wimbledon berturut-turut.

Kemenangan itu juga akan menempatkan dia sejajar dengan Pete Sampras yang meraih tujuh gelar Wimbledon, selisih satu gelar dari pemegang rekor Roger Federer.

“Pete memenanginya tujuh kali. Ya saya berharap bisa melakukannya tahun ini,” ujar Djokovic.

Baca juga: Djokovic jadi unggulan teratas Wimbledon tanpa kehadiran Medvedev

Namun jika Djokovic menang, dia tidak akan mendapat tambahan poin peringkat menyusul keputusan ATP dan WTA untuk tidak menyertakan penambahan ranking poin bagi seluruh peserta setelah penyelenggara memutuskan untuk mencoret keikutsertaan petenis dari Rusia dan Belarus karena invasi Ukraina.