Jakarta (ANTARA) - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama dengan Departemen Energi Amerika Serikat (DOE) telah memilih tiga proposal dari tiga perusahaan untuk merancang konsep desain sistem tenaga nuklir yang akan diluncurkan pada akhir dekade ini untuk demonstrasi di bulan.

Ketiga perusahaan tersebut antara lain Lockheed Martin dari Maryland, Westinghouse dari Cranberry Township, Pennsylvania serta IX dari Houston, Texas, sebagaimana dikutip dari siaran pers NASA diterima di Jakarta pada Sabtu.

Kontrak akan diberikan melalui Idaho National Laboratory, laboratorium milik DOE dan dikelola oleh Battelle Energy Alliance. Kontrak berjangka waktu 12 bulan tersebut masing-masing bernilai sekitar 5 juta dolar AS.

Baca juga: SpaceX akan luncurkan kru astronot ke ISS untuk NASA

Kontrak tersebut mendanai pengembangan konsep desain awal untuk sistem tenaga fisi 40 kilowatt yang direncanakan untuk bertahan setidaknya 10 tahun di bulan.

Sementara itu, Battelle Energy Alliance memimpin pengembangan, evaluasi, dan pengadaan permintaan proposal yang disponsori oleh NASA.

Menurut Direktur Idaho National Laboratory John Wagner, proyek ini merupakan langkah pertama yang dicapai Amerika Serikat untuk membangun tenaga nuklir di bulan.

“Saya menantikan untuk melihat apa yang akan dicapai oleh masing-masing tim ini,” kata Wagner.

NASA mengatakan sistem tenaga fisi memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan sistem tenaga lainnya tanpa harus mengandalkan lokasi, sinar matahari yang tersedia, dan kondisi lingkungan alami lainnya. Menurut NASA, demonstrasi sistem di bulan akan membuka jalan bagi misi jangka panjang di Bulan dan Mars.

Teknologi tenaga permukaan fisi juga akan membantu sistem propulsi nuklir NASA yang mengandalkan reaktor untuk menghasilkan tenaga. Sistem ini dapat digunakan untuk misi eksplorasi luar angkasa.

“Teknologi baru mendorong eksplorasi kami di Bulan, Mars, dan sekitarnya. Mengembangkan desain awal ini akan membantu kami meletakkan dasar untuk memperkuat kehadiran manusia jangka panjang kami di dunia lain,” kata administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA, Jim Reuter.

Baca juga: NASA perpanjang misi wahana pendarat InSight di Mars

Baca juga: NASA akan luncurkan roket dari Australia Utara untuk studi ilmiah

Baca juga: Prancis akan tandatangani perjanjian eksplorasi bulan yang dipimpin AS