New York (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan pendanaan berkelanjutan bagi badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Lembaga bernama Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah (UNRWA) itu, terus-menerus mengalami kekurangan dana, kata Guterres saat acara Janji PBB untuk UNRWA pada Kamis (23/6).

Menurut dia, kebutuhan para pengungsi Palestina telah meningkat dalam 10 tahun terakhir, sementara dana mengalami stagnasi.

UNRWA telah berupaya keras untuk mengatasi kekurangan dana tahunan melalui beberapa efisiensi program.

Namun itu saja tidak dapat menyelesaikan masalah, tegas Guterres.

Dia menyampaikan seruan ganda kepada sejumlah negara anggota PBB untuk berjanji membuat jumlah kekurangan dana UNRWA menjadi nol pada 2022 dan untuk memposisikan badan tersebut pada pijakan keuangan yang kokoh.

Seruan kedua tersebut membutuhkan rencana jangka panjang untuk menstabilkan pembiayaan UNRWA dan bersama-sama mencapai pendanaan yang cukup, dapat diprediksi, dan berkelanjutan, jelas Sekjen PBB.

"Jutaan pengungsi Palestina mengandalkan kita untuk meringankan penderitaan mereka dan membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik. Kita tidak boleh mengecewakan mereka,"tegas Guterres.

Dia menambahkan krisis Ukraina menarik perhatian dunia, namun konflik Israel-Palestina dan penderitaan para pengungsi Palestina tidak boleh dikesampingkan.

"Saya tegaskan kembali pentingnya mengejar upaya perdamaian guna mewujudkan visi kedua negara yaitu Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam damai dan keamanan, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara. Namun hingga saat itu tiba, UNRWA tetap berperan penting dalam mendukung mereka yang membutuhkan," kata Guterres.

Dia menjelaskan upaya membantu pengungsi Palestina merupakan masalah keadilan. Namun, itu juga akan menjadi penghalang bagi berkembangnya ekstremisme, terorisme, dan berbagai ancaman lainnya, ujar Guterres.

Sekjen menambahkan berinvestasi di UNRWA berarti berinvestasi dalam stabilitas kawasan tersebut.

"Itu berarti berinvestasi dalam kesejahteraan ekonomi dan sosial para pengungsi Palestina serta memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Itu berarti berinvestasi dalam masa depan melalui pendidikan. Itu juga berarti menghormati komitmen masyarakat internasional untuk pengungsi Palestina dan hak-hak mereka hingga sebuah solusi politik yang adil dan kokoh ditemukan," jelas dia.

UNRWA saat ini membantu sekitar 5,6 juta pengungsi Palestina dan keturunannya di Yordania, Lebanon, Suriah, serta di Tepi Barat dan Gaza.

Bantuan itu didanai hampir seluruhnya dari kontribusi sukarela dari negara-negara anggota PBB.