Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar, PPP, dan PAN merupakan koalisi yang cerdas dalam membangun sistem perpolitikan di Indonesia.

“Dengan adanya KIB, maka politik kita berubah. Pemilu bukan sekadar untuk menang saja, tapi juga membangun perpolitikan yang sehat,” katanya dalam diskusi di Jakarta, Jumat.

Dalam diskusi bertajuk "Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Studio MPO Cikajang Jakarta yang diselenggarakan Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar itu dihadiri Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur Muhammad Sarmuji, Ketua DPP PPP Syarifah Amelia, dan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.

Baca juga: Siti Zuhro: Situasi politik saat ini lebih cair dan terbuka

Siti Zuhro menyebutkan langkah brilian Partai Golkar, PAN, dan PPP dalam membangun KIB perlu diapresiasi apalagi setelah adanya KIB, muncul koalisi-koalisi lainnya.

“Saya senang kemunculan KIB berdampak signifikan terhadap perpolitikan kita. Berdirinya KIB ini cerdas dan justru menjadi 'trigger' kemunculan koalisi-koalisi lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur Muhammad Sarmuji mengungkapkan ada sejumlah alasan Partai Golkar mengusung Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca juga: Peneliti: Pemilu 2024 harus beri pembelajaran positif bagi masyarakat

Pertama, kata Sarmuji, Partai Golkar meyakini kemampuan Airlangga Hartarto dapat menyelesaikan permasalahan politik identitas dampak Pemilu 2019 yang belum benar-benar mereda hingga sekarang.

Ia menyadari ada tantangan bangsa yang harus dijawab di mana pada Pilpres 2019 meninggalkan luka akibat politik identitas.

"KIB memiliki kesadaran bahwa politik identitas itu harus ditinggalkan apalagi masyarakat jenuh dengan politik identitas," kata Sarmuji.

Airlangga memiliki kapasitas yang lebih unggul dibanding bakal capres yang diusung partai lain. Sarmuji meyakini bahwa jika suatu saat nanti Airlangga menjadi presiden di Indonesia, dia akan menjadi solusi bagi berbagai aspek, mulai dari bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Baca juga: Siti Zuhro: Parpol wadah kaderisasi lahirkan pemimpin berkualitas

Sementara itu, Ketua DPP PPP Syarifah Amelia mengungkapkan bahwa penentuan siapa yang akan diusung KIB pada Pilpres 2024 akan melalui musyawarah.

“Semua keputusan akan diambil berdasarkan musyawarah dan sangat penting mengedepankan prinsip persamaan dan kebersamaan,” ujarnya.

Ia yakin sosok capres yang nanti akan diusung KIB pada Pilpres 2024 itu bisa membawa manfaat bagi bangsa dan negara.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan peluang KIB cukup besar pada Pilpres 202 jika masing-masing partai bisa mengkonversi basis massa menjadi suara bagi calon yang diusung dalam pilpres nanti.

"Kalau kekuatan basis massa ketiga partai ini bisa dikonversi, maka KIB akan sangat mungkin menang pada Pilpres 2024. Saya kira KIB layak diperhitungkan dalam kontestasi politik ke depan,” jelasnya.