Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan Juni akan mencapai 0,5 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), yang antara lain disumbang peningkatan harga cabai.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, mengatakan perkiraan tersebut berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat bulan Juni.

Adapun penyumbang utama inflasi Juni 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu cabai merah sebesar 0,17 persen (mtm), cabai rawit sebesar 0,11 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,08 persen (mtm), dan telur ayam ras sebesar 0,05 persen (mtm).

Komoditas penyumbang inflasi lainnya yakni air kemasan, nasi dengan lauk, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta kangkung, bayam, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, Erwin menyebutkan komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05 persen (mtm) dan daging ayam ras sebesar 0,04 persen (mtm).

Kemudian, angkutan antar kota menyumbang deflasi sebesar 0,03 persen (mtm), serta daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,4 persen (mtm) pada Mei 2022, sehingga inflasi tahun kalender (ytd) tercatat sebesar 2,56 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,55 persen.

Baca juga: Ekonom Bank Mandiri nilai keputusan BI tahan bunga acuan sudah tepat
Baca juga: Saham Asia naik, penurunan komoditas tawarkan obat ketakutan inflasi
Baca juga: BI sebut koordinasi fiskal dan moneter penting cegah risiko stagflasi