Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong semangat gotong royong untuk bersama-sama menangani pandemi COVID-19 guna menekan penularan kasus dari penyakit SARS CoV-2 itu.

"Membangun kota itu perlu gotong-royong dan hal ini kami awali dari COVID-19," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi  saat berkunjung ke ruang redaksi Perum LKBN Antara di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Wali kota minta warga Surabaya waspadai peningkatan kasus COVID-19

Menurut dia, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri sehingga membutuhkan dukungan dan sumber daya untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19.

Untuk itu, ia pun mencanangkan "Surabaya Memanggil" untuk mengajak warga bergotong royong membantu penanganan COVID-19.

Hasilnya, lanjut dia, ada lebih dari 3.000 relawan yang secara sukarela datang membantu pemerintah tanpa minta bayaran.

Para relawan itu berasal dari beragam golongan tanpa memandang status sosial, mereka berbagi tugas untuk menangani dampak kasus positif COVID-19.

Ia melanjutkan ada juga masyarakat yang membawa cek dengan nilai fantastis bahkan bisa mencapai Rp5 miliar.

Baca juga: Pemerintah Jepang bantu alat kesehatan penanganan COVID-19 di Surabaya

"Mereka ada mahasiswa, anak orang kaya angkat oksigen itu ada, ada yang keliling setir ambulance antar jenazah, itu semua warga Surabaya, bahkan ada warga Surabaya datang bawa cek Rp5 miliar, ada Rp3 miliar," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data lawancovid-19.surabaya mencatat total kasus aktif pada Kamis ini mencapai 98 jiwa.

Kemudian, penambahan kasus aktif mencapai 55 jiwa dan kumulatif kasus positif COVID-19 mencapai 116.933 kasus.

Sementara itu, untuk vaksinasi hingga Kamis ini mencapai 2,27 juta untuk warga KTP Surabaya dengan rincian sebanyak 205.054 jiwa vaksin dosis pertama, dosis kedua sebanyak 1,29 juta dan dosis ketiga mencapai 781 ribu.

Sedangkan untuk 2,14 juta warga Non KTP Surabaya dengan rincian dosis pertama mencapai 1 juta jiwa, dosis kedua sebanyak 825 ribu jiwa dan dosis ketiga mendekati 313 ribu jiwa.

Baca juga: Pemkot Surabaya monitoring situasi COVID-19 usai libur Lebaran