MSD dan YKI luncurkan kampanye tingkatkan kesadaran tentang kanker
23 Juni 2022 18:18 WIB
Tangkapan layar - Webinar Media MSD Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) meluncurkan kampanye #HarapanBaru pada Kamis, (23/6/2022) (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Jakarta (ANTARA) - Bertepatan dengan Bulan Penyintas Kanker yang jatuh pada Juni, MSD Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) meluncurkan kampanye #HarapanBaru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tiga penyakit kanker terbesar di Indonesia, yaitu kanker paru, kanker payudara, dan kanker serviks.
Country Medical Lead MSD Indonesia dr. Melissa Handoko Wiyono saat webinar media pada Kamis mengatakan, kampanye #HarapanBaru berupaya menekankan pentingnya bagi para pasien kanker untuk memiliki harapan positif. Sebab menurut dia, saat dinyatakan mengidap kanker, pasien dan keluarga kerap menghadapi saat-saat depresi, marah, dan takut.
"Untuk itu, kampanye ini bertujuan untuk membangun kesadaran pasien serta keluarganya juga untuk menjaga harapan dan mencari sumber harapan," ujar Melissa. Dia menambahkan, di antara sumber harapan bagi para pasien kanker adalah penanganan dan pengobatan yang tepat serta diagnosa yang lebih dini.
Lebih lanjut, Melissa mengatakan kampanye #HarapanBaru memiliki tiga pilar utama, yakni pentingnya dukungan keluarga dan komunitas, pentingnya memiliki pengetahuan tentang treatment pengobatan, dan pentingnya pola pikir yang positif.
"Jadi dengan kampanye ini kita juga ingin mengedukasi bahwa mereka harus punya mindset yang benar. Keinginan hidup itu harus tetap ada, serta harus berpikir positif dalam perjuangan menghadapi kankernya," kata Melissa.
Sekretaris Umum YKI Roswhita Anggarina menambahkan, kampanye #HarapanBaru juga bertujuan membangun pengetahuan masyarakat tentang terobosan terbaru di dunia medis dalam pengobatan kanker, yakni imunoterapi.
"Kampanye ini juga bertujuan membangun pengetahuan masyarakat akan terapi sistemik terhadap tiga penyakit kanker terbesar di Indonesia, melalui sebuah terobosan dunia medis imunoterapi,” katanya.
Sebagai informasi, imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh individu untuk mengenali dan menyerang sel kanker.
Hasil uji klinis menunjukkan, imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain, dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.
“Harapannya, kampanye ini dapat membuat pasien dan keluarga bisa lebih teredukasi, khususnya pasien kanker paru, payudara, dan serviks yang besar prevalensinya di Indonesia. Selain itu, mereka juga mendapatkan pengetahuan dan mengetahui perkembangan terapi terbaru," pungkas Melissa.
Diketahui bahwa menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020, jumlah kasus baru kanker paru, kanker payudara, dan kanker serviks di seluruh dunia mencapai lebih dari 5 juta dengan lebih dari 2,8 juta kematian. Sementara di Indonesia sendiri, kasus ketiga jenis kanker tersebut mencapai 137.274 dengan jumlah kematian 74.276.
Baca juga: YKI dukung pemerintah naikan cukai rokok cegah kasus kanker baru
Baca juga: Kenali kanker payudara tripel negatif yang menyasar wanita muda
Baca juga: Aplikasi PULIH permudah pasien dapat akses terapi kanker saat pandemi
Country Medical Lead MSD Indonesia dr. Melissa Handoko Wiyono saat webinar media pada Kamis mengatakan, kampanye #HarapanBaru berupaya menekankan pentingnya bagi para pasien kanker untuk memiliki harapan positif. Sebab menurut dia, saat dinyatakan mengidap kanker, pasien dan keluarga kerap menghadapi saat-saat depresi, marah, dan takut.
"Untuk itu, kampanye ini bertujuan untuk membangun kesadaran pasien serta keluarganya juga untuk menjaga harapan dan mencari sumber harapan," ujar Melissa. Dia menambahkan, di antara sumber harapan bagi para pasien kanker adalah penanganan dan pengobatan yang tepat serta diagnosa yang lebih dini.
Lebih lanjut, Melissa mengatakan kampanye #HarapanBaru memiliki tiga pilar utama, yakni pentingnya dukungan keluarga dan komunitas, pentingnya memiliki pengetahuan tentang treatment pengobatan, dan pentingnya pola pikir yang positif.
"Jadi dengan kampanye ini kita juga ingin mengedukasi bahwa mereka harus punya mindset yang benar. Keinginan hidup itu harus tetap ada, serta harus berpikir positif dalam perjuangan menghadapi kankernya," kata Melissa.
Sekretaris Umum YKI Roswhita Anggarina menambahkan, kampanye #HarapanBaru juga bertujuan membangun pengetahuan masyarakat tentang terobosan terbaru di dunia medis dalam pengobatan kanker, yakni imunoterapi.
"Kampanye ini juga bertujuan membangun pengetahuan masyarakat akan terapi sistemik terhadap tiga penyakit kanker terbesar di Indonesia, melalui sebuah terobosan dunia medis imunoterapi,” katanya.
Sebagai informasi, imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh individu untuk mengenali dan menyerang sel kanker.
Hasil uji klinis menunjukkan, imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain, dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.
“Harapannya, kampanye ini dapat membuat pasien dan keluarga bisa lebih teredukasi, khususnya pasien kanker paru, payudara, dan serviks yang besar prevalensinya di Indonesia. Selain itu, mereka juga mendapatkan pengetahuan dan mengetahui perkembangan terapi terbaru," pungkas Melissa.
Diketahui bahwa menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020, jumlah kasus baru kanker paru, kanker payudara, dan kanker serviks di seluruh dunia mencapai lebih dari 5 juta dengan lebih dari 2,8 juta kematian. Sementara di Indonesia sendiri, kasus ketiga jenis kanker tersebut mencapai 137.274 dengan jumlah kematian 74.276.
Baca juga: YKI dukung pemerintah naikan cukai rokok cegah kasus kanker baru
Baca juga: Kenali kanker payudara tripel negatif yang menyasar wanita muda
Baca juga: Aplikasi PULIH permudah pasien dapat akses terapi kanker saat pandemi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: