Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah Kamis pagi melanjutkan penguatan cukup signifikan sebesar 103 poin seiring pertemuan pejabat uni Eropa (UE) dan Yunani mulai menunjukkan hasil positif.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak menguat 103 poin ke posisi Rp9.870 dibanding sebelumnya Rp8.973 per dolar AS.

"Walaupun tanpa persetujuan Inggris dan Ceko, pertemuan UE di Brussels akhirnya sepakati batas defisit anggaran yang tidak boleh lebih dari 0,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) nominal dan batas utang pemerintah tidak lebih dari 60 persen dari PDB," kata analis Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, keputusan itu akan ditetapkan secara hukum yang mengikat, dan pelanggaran atas batasan akan dikenakan denda sebesar 0,1 persen dari PDB yang akan dibayarkan sebagai Mekanisme Stabilitas Eropa bagi anggota euro dan menjadi anggaran umum UE bagi negara non euro.

"Perjanjian itu akan efektif berlaku mulai Maret 2012," kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, kesepakatan antara Yunani dan kreditur swasta juga mulai menunjukkan hasil positif. Kesepakatan itu diharapkan mencapai finalisasi pada akhir minggu ini.

"Perkembangan UE dan Yunani membuat sentimen positif di pasar global, yang akan menjalar ke Asia hari ini," katanya.

Analis pasar uang dari Bank himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan, inflasi Januari 2011 yang sebesar 0,76 persen itu diilai positif oleh pelaku pasar, kondisi itu menunjukkan bahwa pemerintah dapat mengendalikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah perlambatan global.

"Inflasi Januari yang sebesar 0,76 persen dianggap positif oleh investor uang sehingga nilai tukar domestik `rebound` terhadap dolar AS," kata.

Ia mengemukakan, sumbangan terbesar tumbuhnya ekonomi dalam negeri salah satunya dari konsumsi masyarakat, berarti daya beli masyarakat cukup kuat sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri tetap berjalan.