Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah Rabu sore bergerak kembali menguat (rebound) sebesar tujuh poin dipicu data inflasi Januari yang dinilai positif oleh pelaku pasar uang dalam negeri.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu sore bergerak menguat tujuh poin ke posisi Rp8.973 dibanding sebelumnya Rp8.980 per dolar AS.

"Inflasi Januari yang sebesar 0,76 persen dianggap positif oleh pelaku pasar uang sehingga nilai tukar domestik rebound terhadap dolar AS," kata analis pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, inflasi Januari 2011 yang sebesar 0,76 persen itu menunjukkan bahwa pemerintah dapat mengendalikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah perlambatan global.

"Sumbangan terbesar tumbuhnya ekonomi dalam negeri salah satunya dari konsumsi masyarakat, berarti daya beli masih dapat dikendalikan dan kondisi itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri tetap berjalan," ucap dia.

Meski demikian, kata dia, kondisi krisis utang di Eropa yang masih belum menemukan titik temu terkait diskusi yang dilakukan pejabat di sana dapat menahan laju penguatan nilai tukar domestik.

"Akan terjadi tarik-menarik sentimen ke depannya antara internal dan global. Diperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran yang sempit pekan ini," kata dia.

Ia menambahkan, kekhawatiran terhadap negosiasi "bailout" (dana talangan) Yunani akan menghambat upaya penyelesaian krisis keuangan, sehingga mendorong permintaan untuk aset "safe haven".

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada menambahkan, belum adanya perkembangan yang signifikan di Eropa memicu rupiah tidak banyak bergerak.

"Isu utama ke depan masih dari Eropa, kondisi itu diperkirakan membuat penguatan rupiah dapat tertahan," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Rabu (1/2) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah ke posisi Rp9.022 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.000.
(KR-ZMF/E008)