Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor sepanjang tahun 2011 mencapai 203,62 miliar dolar AS, melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 200 miliar dolar AS.

"Nilai ekspor Desember mencapai 17,20 miliar dolar AS sehingga nilai total sepanjang 2011 mencapai 203,62 miliar dolar AS," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Rabu.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata dia, nilai total ekspor sepanjang tahun 2011 naik 29,05 persen.

Sebagian besar pendapatan dari ekspor, menurut dia, berasal dari penjualan barang-barang nonmigas.

Nilai ekspor nonmigas selama Januari-Desember 2011 tercatat 162,02 miliar dolar AS, naik 24,88 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kontribusi paling banyak masih dari ekspor bahan bakar mineral dan minyak/lemak nabati/hewani," kata Suryamin.

Menurut dia, nilai ekspor bahan bakar mineral tahun 2011 sebanyak 27,44 miliar dolar AS dan ekspor lemak/minyak hewani/nabati sebesar 21,66 miliar dolar AS.

Barang-barang ekspor nonmigas Indonesia selama 2011 paling banyak dijual ke China (21,60 miliar dolar AS), lalu Jepang (18,33 miliar dolar AS) dan AS (15,69 miliar dolar AS).

Sementara nilai ekspor nonmigas ke negara-negara ASEAN tercatat 32,22 miliar dolar AS dan Uni Eropa sebanyak 20,45 miliar dolar AS.

Menurut data BPS, meski proporsinya sedikit menurun namun ekspor hasil industri tetap memberikan sumbangan terbesar terhadap seluruh nilai ekspor.

Selama 2011, ekspor hasil industri memberikan kontribusi 60,01 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat 62,12 persen.

Kontribusi ekspor komoditas pertanian yang tahun 2010 sebanyak 3,17 persen juga turun menjadi 2,54 persen pada 2011.

Hanya komoditas tambang dan migas yang kontribusinya tercatat naik.

Kontribusi ekspor barang tambang yang pada 2010 sebesar 16,94 persen naik menjadi 17,02 persen pada 2011.

Ekspor komoditas migas yang pada 2010 kontribusinya 17,77 persen juga naik menjadi 20,43 persen tahun 2011.

(M035/B008)