Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa dengan parameter pembaruan magnitudo (M) 5,5 yang terjadi pada Rabu pukul 12.01 WIB di wilayah Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,49° LS ; 120,51° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 Km arah Timur Laut Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 499 km.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya tarikan mantel ke bawah dan gaya mengapung mantel yang lebih kental di bawahnya," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta..

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun ( normal fault )," tambahnya.

Ia mengatakan berdasarkan estimasi peta guncangan ( shakemap ), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, dan Pasimarannu dengan skala intensitas III-IV MMI ( bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 12.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ).

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg, demikian Bambang Setiyo Prayitno.


Baca juga: Aktivitas gempa susulan Laut Flores menurun

Baca juga: BMKG: Masyarakat jangan cemas pada gempa susulan di Laut Flores

Baca juga: Lebih dari 4.000 warga Selayar mengungsi pascagempa Laut Flores

Baca juga: BMKG catat 267 kali gempa susulan akibat gempa di Laut Flores