BMKG keluarkan peringatan dini karhutla di sebagian wilayah NTT
22 Juni 2022 10:47 WIB
Ilustrasi - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda kawasan Gunung Ile Mandiri di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, NTT, pada November 2019. ANTARA/HO-Roland Tuanaen.
Larantuka (ANTARA) - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Sebagian besar wilayah NTT berada pada kategori sangat mudah atau kategori merah terjadinya karhutla," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dihubungi di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT yang berlaku pada 22 Juni 2022.
Sejumlah daerah dengan kategori sangat mudah terjadinya karhutla di antaranya, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Rote Ndao, Sabu Raijua.
Baca juga: BMKG: Waspadai karhutla di tiga daerah di NTT
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi meluasnya karhutla di NTT sepekan ke depan
Selain itu Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai Barat, Sumba Timur, dan Sumba Tengah.
Di berbagai daerah itu, kata dia kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutup lantai hutan dalam kondisi sangat kering sehingga mudah terbakar.
Dengan demikian ketika ada aktivitas warga yang memicu kemunculan titik api maka akan sangat rawan menimbulkan karhutla yang dapat meluas dengan cepat.
Agung mengatakan kemunculan titik api umumnya akibat aktivitas warga baik disengaja maupun tidak disengaja seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar.
Selain itu, tindakan membuang puntung rokok sembarangan di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau dedaunan kering yang mudah tersulut api.
Ia mengimbau warga agar mewaspadai atau mencegah terjadinya karhutla ini karena saat ini wilayah NTT juga sedang dilanda angin kencang.
"Angin kencang yang bersifat kering di saat musim kemarau membuat karhutla mudah terjadi dan lebih sulit untuk ditangani," katanya.
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai potensi karhutla di tujuh daerah di NTT
Baca juga: Delapan daerah di NTT rawan mengalami kebakaran hutan-lahan
"Sebagian besar wilayah NTT berada pada kategori sangat mudah atau kategori merah terjadinya karhutla," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dihubungi di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT yang berlaku pada 22 Juni 2022.
Sejumlah daerah dengan kategori sangat mudah terjadinya karhutla di antaranya, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Rote Ndao, Sabu Raijua.
Baca juga: BMKG: Waspadai karhutla di tiga daerah di NTT
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi meluasnya karhutla di NTT sepekan ke depan
Selain itu Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai Barat, Sumba Timur, dan Sumba Tengah.
Di berbagai daerah itu, kata dia kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutup lantai hutan dalam kondisi sangat kering sehingga mudah terbakar.
Dengan demikian ketika ada aktivitas warga yang memicu kemunculan titik api maka akan sangat rawan menimbulkan karhutla yang dapat meluas dengan cepat.
Agung mengatakan kemunculan titik api umumnya akibat aktivitas warga baik disengaja maupun tidak disengaja seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar.
Selain itu, tindakan membuang puntung rokok sembarangan di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau dedaunan kering yang mudah tersulut api.
Ia mengimbau warga agar mewaspadai atau mencegah terjadinya karhutla ini karena saat ini wilayah NTT juga sedang dilanda angin kencang.
"Angin kencang yang bersifat kering di saat musim kemarau membuat karhutla mudah terjadi dan lebih sulit untuk ditangani," katanya.
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai potensi karhutla di tujuh daerah di NTT
Baca juga: Delapan daerah di NTT rawan mengalami kebakaran hutan-lahan
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: