Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai potensi sumbangan pendapatan bisnis GoFood ke PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pasar layanan pesan antar makanan daring alias Online Food Delivery (OFD).

Jika dilihat dari laporan keuangan GoTo 2021, pendapatan GoTo Group disumbang dari Gojek senilai Rp1,58 triliun atau setara 35 persen total pendapatan. Dari nilai tersebut, kontribusi GoFood diperkirakan senilai Rp450 miliar atau mencapai 10 persen dari total pendapatan GoTo grup.

"Ke depan dengan proyeksi pertumbuhan OFD yang besar dan akuisisi merchant ke dalam ekosistem GoFood, potensi pendapatan yang disumbang GoFood ke GoTo Group juga akan semakin besar," ujar Bhima dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Sebagai catatan, segmen on-demand GoTo grup pada kuartal I 2022 mencatat pertumbuhan pendapatan bruto sampai 58 persen (yoy), serta nilai transaksi bruto alias gross trasactoin value (GTV) meningkat sampai 44% (yoy).

Bhima menaksir, tahun ini nilai transaksi OFD bisa mencapai Rp82 triliun. Meski pandemi COVID-19 melandai, pemesanan makanan via layanan daring ini masih tetap diminati bahkan telah menjadi bagian hidup dari masyarakat.

Dari proyeksi tersebut ia juga menilai bahwa GoFood masih akan memimpin pasar lantaran sejumlah keunggulan termasuk integrasi dalam ekosistem GoTo grup.

Penetrasi akuisisi merchant baru terutama di wilayah luar Jawa, tambah Bhima, dapat menjadi kunci pertumbuhan GoFood pada masa mendatang. Dukungan ekosistem GoTo grup khususnya dari segmen kemudahan pembayaran bakal meningkatkan daya saing GoFood dibandingkan kompetitor.

"Pemenangnya tetap GoFood, karena mereka ini early starter di Indonesia, sehingga dari jumlah merchant yang bekerja sama pun pasti akan lebih banyak dari pesaing lainnya. Selain itu, fitur pembayaran yang disediakan dalam ekosistemnya juga cukup lengkap, misalnya ada GoPaylater yang membantu konsumen saat memesan makanan dalam ekosistem GoFood. Semakin unggul fitur pembayaran platform OFD, akan makin diminati oleh masyarakat," kata Bhima.

Sebelumnya, dalam riset bertajuk Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery di Indonesia oleh Tenggara Strategics (2022), GoFood disebut sebagai penguasa pasar OFD di Tanah Air.

Nilai transaksi (GMV) GoFood tahun lalu tercatat Rp30,65 triliun atau setara 39 persen lebih dari total GMV OFD yang sebesar Rp78,4 triliun. GoFood mengungguli para pesaingnya seperti ShopeeFood dengan nilai transaksi Rp26,49 triliun (34 persen), dan GrabFood Rp20,93 triliun (27 persen).

Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani saat memaparkan hasil surveinya pekan lalu mengungkapkan GoFood merupakan platform OFD yang paling diingat alias menjadi top of mind dibandingkan dua kompetitornya. Selain itu, GoFood merupakan aplikasi OFD yang paling banyak dimiliki masyarakat.

Setengah dari konsumen menyebut GoFood sebagai layanan OFD yang paling diingat atau top of mind. Mayoritas konsumen (72 persen) memilki lebih dari satu aplikasi OFD di telepon genggamnya. GoFood merupakan aplikasi yang paling banyak dimiliki oleh konsumen Indonesia (76 persen), diikuti ShopeeFood (72 persen), dan GrabFood (64 persen).

Tenggara Strategics juga manaksir pertumbuhan OFD masih akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan seiring peningkatan GMV pada sektor ekonomi digital. Proyeksinya pada 2025 GMV layanan transportasi dan OFD di Indonesia bakal mencapai 16,8 miliar dolar AS dengan CAGR lebih dari 25 persen.

Dilansir dari data survei Trimegah Sekuritas yang terbit Mei 2022, GoFood juga memimpin pangsa pasar OFD (49 persen) di segmen gender, kelompok usia, kota, dan kelompok pendapatan dibandingkan GrabFood (28 persen), ShopeeFood (18 persen), dan Traveloka Eats (3 persen).


Baca juga: Dirut Telkom: Investasi di GoTo sesuai prinsip tata kelola perusahaan
Baca juga: GoTo Financial fokuskan solusi bagi UMKM demi dorong ekonomi digital
Baca juga: GoTo percepat integrasi dan optimalisasi bisnis dalam ekosistem