Kemenkeu: Minat investor cukup baik di tengah kekhawatiran resesi AS
21 Juni 2022 22:19 WIB
Ilustrasi - Seorang karyawan BNI mengamati harga Surat Utang Negara (SUN) di BNI Treasury, Jakarta. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo/Koz/aa.
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat minat investor pada lelang surat utang negara (SUN) hari ini terlihat cukup baik di tengah meningkatnya kekhawatiran ekspektasi resesi Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut tercermin dari penawaran SUN yang masuk sebesar Rp35,06 triliun sehingga diserap sebesar Rp18,88 triliun, dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022.
Selain itu, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, menuturkan keputusan penyerapan dana tersebut turut mempertimbangkan capaian penerbitan SBR011 sebesar Rp13,9 triliun (oversubcribe 2,78 kali dari target awal Rp5 triliun).
Ia menjelaskan, kebijakan agresif Bank Sentral AS, The Fed menaikkan bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 1,5 persen sampai 1,75 persen untuk mengendalikan inflasi, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994, meningkatkan kekhawatiran ekspektasi resesi AS yang dapat terjadi dalam waktu dekat.
Gubernur Fed juga menyampaikan bahwa Bank Sentral Negeri Paman Sam tersebut akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps sampai dengan 75 bps pada pertemuan di bulan Juli mendatang.
Kendati begitu, Deni menyatakan masih baiknya minat investor dalam lelang SUN dipengaruhi oleh kondisi perekonomian domestik yang baik, dengan adanya rilis data neraca perdagangan yang kembali mencatatkan surplus sebesar 2,9 miliar dolar AS pada bulan Mei.
Adapun seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang kali ini, yang mencapai 73,81 persen dari total penawaran masuk (incoming bids) dan 75,5 persen dari total penawaran yang diberikan (awarded bids).
Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu Rp17,88 triliun atau 50,99 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp10,85 triliun atau 57,48 persen dari total awarded bids.
Dengan demikian, lanjut dia, bids to cover ratio pada lelang kali ini tercatat sebesar 1,86 kali.
Partisipasi investor asing mayoritas juga pada tenor 5 dan 10 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp3,67 triliun atau 10,46 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp1,99 triliun atau 54,31 persen dari total incoming bids investor asing.
Secara umum, level yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan (WAY) pada lelang SUN ini mengikuti kondisi pasar yang masih cenderung volatil karena pengaruh kondisi global, sehingga level WAY yang dimenangkan pada seri obligasi negara tercatat naik sebesar tiga bps sampai 10 bps dibandingkan lelang sebelumnya.
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2022.
Hal tersebut tercermin dari penawaran SUN yang masuk sebesar Rp35,06 triliun sehingga diserap sebesar Rp18,88 triliun, dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022.
Selain itu, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, menuturkan keputusan penyerapan dana tersebut turut mempertimbangkan capaian penerbitan SBR011 sebesar Rp13,9 triliun (oversubcribe 2,78 kali dari target awal Rp5 triliun).
Ia menjelaskan, kebijakan agresif Bank Sentral AS, The Fed menaikkan bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 1,5 persen sampai 1,75 persen untuk mengendalikan inflasi, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994, meningkatkan kekhawatiran ekspektasi resesi AS yang dapat terjadi dalam waktu dekat.
Gubernur Fed juga menyampaikan bahwa Bank Sentral Negeri Paman Sam tersebut akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps sampai dengan 75 bps pada pertemuan di bulan Juli mendatang.
Kendati begitu, Deni menyatakan masih baiknya minat investor dalam lelang SUN dipengaruhi oleh kondisi perekonomian domestik yang baik, dengan adanya rilis data neraca perdagangan yang kembali mencatatkan surplus sebesar 2,9 miliar dolar AS pada bulan Mei.
Adapun seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor pada lelang kali ini, yang mencapai 73,81 persen dari total penawaran masuk (incoming bids) dan 75,5 persen dari total penawaran yang diberikan (awarded bids).
Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu Rp17,88 triliun atau 50,99 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp10,85 triliun atau 57,48 persen dari total awarded bids.
Dengan demikian, lanjut dia, bids to cover ratio pada lelang kali ini tercatat sebesar 1,86 kali.
Partisipasi investor asing mayoritas juga pada tenor 5 dan 10 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp3,67 triliun atau 10,46 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp1,99 triliun atau 54,31 persen dari total incoming bids investor asing.
Secara umum, level yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan (WAY) pada lelang SUN ini mengikuti kondisi pasar yang masih cenderung volatil karena pengaruh kondisi global, sehingga level WAY yang dimenangkan pada seri obligasi negara tercatat naik sebesar tiga bps sampai 10 bps dibandingkan lelang sebelumnya.
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2022.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: