Sorong (ANTARA) - Anggota komunitas penyelam Profesional Association of Divers Raja Ampat (PADRA) menemukan lima anak hiu sirip hitam mati di daerah pesisir Kampung Meoskun di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Ketua PADRA Ruben Sauyai melalui layanan pesan singkat pada Selasa mengatakan bahwa anggota komunitasnya menemukan lima bangkai anak hiu sirip hitam di tepi pantai setelah menyelam bersama wisatawan asing di daerah Meoskun kemarin.

"Kemungkinan anak hiu tersebut makan umpan nelayan yang memancing dan dianggap mengganggu sehingga hiu tersebut dibuang ke darat," katanya, menambahkan, ada bekas luka pada bangkai lima anak hiu yang ditemukan di tepi pantai.

Kepala Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksanaan Teknik Dinas Kawasan Konservasi Perairan Daerah Provinsi Papua Barat Syafri Tuharea mengatakan bahwa lima anak hiu itu kemungkinan mati karena tersangkut alat pancing nelayan.

Dia mengatakan bahwa dinas sebenarnya sudah memberikan penyuluhan kepada para nelayan agar melepaskan kembali ikan-ikan bukan sasaran tangkap yang masuk ke alat tangkap saat melaut.

"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan tersebut agar menghindari ikan yang tidak menjadi target pancingan. Jika dapat dilepaskan lagi ke laut," katanya.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikatan, ikan hiu sirip hitam (Carcharhinus limbatus) hidup di ekosistem terumbu karang dangkal, pada kedalaman sekitar 30 meter.

Ikan hiu yang populasinya tersebar di perairan tropis dan subtropis bersuhu hangat itu belum masuk dalam daftar satwa liar yang dilindungi di Indonesia dan masuk dalam kategori hampir terancam menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Baca juga:
DFW soroti eksploitasi ikan hiu dan pari di Laut Arafura ​​​​​​​KKP: Keberadaan ikan hiu-pari indikator kesehatan laut