Pati (ANTARA) - Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berhasil menurunkan angka kasus stunting dari 37 persen pada tahun 2019 menjadi 5,4 persen pada tahun 2022, kata Bupati Pati Haryanto.​​

"Sepanjang upaya penanganan kasus stunting dilakukan secara maksimal dan terintegrasi, kami optimistis akan membuahkan hasil yang maksimal. Buktinya, saat ini angkanya sudah turun menjadi 5,4 persen," ujarnya saat menghadiri pembukaan gerak stunting tingkat kabupaten/kota se-Keresidenan Pati di Safin Hotel Pati, Selasa.

Baca juga: Menko PMK: Cegah stunting dengan pemenuhan gizi bagi ibu dan bayi

Hadir pada acara tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Widwiono, Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya Bappeda Provinsi Jawa Tengah Edi Wahyono, Kepala Bappeda Kabupaten Pati Muhtar, Kepala Dinas Sosial dan P3KB Indriyanto, Kemenag Pati, dan juga Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) se-Keresidenan Pati meliputi Pati, Kudus, Blora, Rembang, dan Jepara.

Ia mengucapkan terima kasih karena Kabupaten Pati mendapatkan kesempatan pertama dalam kegiatan penanganan stunting tingkat kabupaten/kota se-Keresidenan Pati.

Seiring melandainya kasus COVID-19, dia juga optimistis nantinya penanganan stunting akan lebih maksimal.

Baca juga: Mencegah "stunting" dengan konsumsi makanan tambahan bergizi

"Harapannya, data yang menjadi sumber penanganan stunting ini dapat terintegrasi serta mendapat dukungan dari semua lini, baik itu dari pemerintah pusat, provinsi, daerah, kecamatan hingga desa," ujarnya.

Ia juga mendorong agar derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan terus dari berbagai sumber, karena sumber daya manusia yang ada saat ini akan menjadi generasi penerus di masa mendatang.

Baca juga: Muhadjir: Prevalensi kekerdilan harus turun tiga persen per tahun

Pada kesempatan itu, Haryanto juga berkesempatan membuka kegiatan gerak stunting tingkat kabupaten/kota yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab seputar langkah penanganan stunting di wilayah Keresidenan Pati.