Istanbul (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik sejumlah negara maju yang dinilainya kurang bertanggung jawab atas krisis pengungsi global.

"Beban sebenarnya dari masalah migrasi dan pengungsi dirasakan oleh sejumlah negara seperti kami yang merupakan tetangga dari kawasan-kawasan krisis, dan bukan negara-negara maju yang berteriak dengan lantang," kata Erdogan dalam pidato video di Konferensi Parlemen Global tentang Migrasi yang dibuka di Istanbul pada peringatan tahunan Hari Pengungsi Sedunia pada Senin (20/6).

Dia menjelaskan menurut data PBB, sejumlah negara berpenghasilan tinggi menampung rata-rata 2,7 pengungsi per 1.000 orang, sedangkan negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah menampung 5,8 pengungsi.
"Mereka yang membuat kampanye iklan dari beberapa ratus pengungsi yang mereka terima sebenarnya tidak benar-benar bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan yang semakin dalam," tambahnya.Sejumlah pengungsi Afghanistan mengantre untuk pulang ke negaranya di sebuah titik penyeberangan perbatasan di Provinsi Nimroz, Afghanistan, pada 31 Mei 2022. (Xinhua/Mashal)


Presiden Turki memperingatkan masalah pengungsi global telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II.

Menurut data resmi Turki, negara dengan penduduk 84 juta orang itu telah menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi sejak pecahnya perang saudara di Suriah pada 2011 lalu.
Sejumlah pengungsi Afghanistan mengantre untuk pulang ke negaranya di sebuah titik penyeberangan perbatasan di Provinsi Nimroz, Afghanistan, pada 31 Mei 2022. (Xinhua/Mashal