Labuan, Banten (ANTARA News) - Taman Nasional Ujung Kulon menjelaskan jumlah populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) hasil pendataan 2011 mencapai 35 dari sebelumnya 50. Ini kabar menyedihkan bagi konservasi satu-satunya jenis badak di Pulau Jawa itu.

"Pendataan itu berdasarkan hasil rekaman video jebakan yang dipasang di sejumlah titik di kawasan Semenanjung Ujung Kulon," kata Hendra Purnama, petugas Evaluasi dan Data di Dinas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin.

Menurut dia, dari 35 badak itu sebagian besar berjenis kelamin jantan, sehingga satwa kebanggan Provinsi Banten terancam punah jika tidak segera dilakukan upaya pengawasan.

TNUK saat ini melakukan pemasangan video jebakan guna mengetahui jumlah populasi, perilaku makan dan pengasuh anak. Sebelumnya, TNUK dengan cara melakukan metode rekam jejak.

Dengan pemasangan video jebakan, kata dia, sepanjang 2011 diketahui jumlah populasi badak jawa 35 saja dan memiliki keturunan dua anak.

Namun, jumlah itu belum bisa dipastikan karena pemasangan video jebakan baru mencapai 30 unit. Yang ideal, kata Hendra, jumlah pemasangan video jebakan itu sebanyak 120 unit sehingga bisa dipastikan populasi badak tersebut.

Kemungkinan pemasangan video jebakan dilakukan bertahap dengan radius dua kilometer per unit.

Makanan mereka dari dedaunan yang ada di Semenanjung Ujung Kulon, di antaranya Sulangkor dan Bisoro.

"Saya kira untuk makanan badak tidak ada masalah karena ada 114 jenis dedaunan yang dijadikan pakan mereka," katanya.

Ia menjelaskan, pemasangan Video Trap tersebut melibatkan masyarakat yang tinggal di kawasan TNUK, seperti Desa Taman Jaya dan Ujung Jaya. (ANT)