Jakarta (ANTARA) - Dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil bekas online di Thailand tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan ini tak pelak didukung oleh pandemi COVID-19 yang memaksa orang-orang untuk menjaga jarak dan interaksi sosial. Sehingga kondisi perbelanjaan secara daring lebih populer, begitu pula dengan penjualan mobil bekas.
Sama seperti Indonesia, Thailand cukup banyak bergantung pada industri otomotif yang berkontribusi pada perekonomian Negeri Gajah Putih ini. Dengan populasi hampir 70 juta, penduduk Thailand telah membeli sekitar satu juta mobil baru setiap tahunnya, berdasarkan data dari beberapa tahun terakhir.
Capaian ini sebelumnya lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 273 juta orang (pada tahun 2020). Meski dalam beberapa tahun ke belakang, pertumbuhan industri otomotif Indonesia berkembang signifikan sebelum akhirnya dihadang pandemi.
Begitu pula dengan Thailand, di mana penyusutan penjualan mobil baru berlangsung dengan sangat signifikan. Dibandingkan tahun sebelumnya, Industri otomotif terdampak pandemi mengalami penyusutan sekitar 21.4% dari penjualan mobil baru pada tahun 2020.
Pasar mobil bekas masih ramai
Walaupun terjadi pengurangan penjualan, tapi yang menarik adalah pasar mobil bekas Thailand merupakan industri yang terdampak cukup positif. Dilansir dari data KKP Research di mana COVID-19 menjadi alasan bagaimana pasar mobil bekas kembali bergairah. Pasalnya mobil bekas menjadi pilihan ketika pendapatan turun; membeli mobil bekas lebih masuk akal daripada membeli mobil baru yang lebih mahal.
Peningkatan yang tampak pada pasar mobil bekas juga berpengaruh pada situs jual beli mobil bekas. Di mana sejak tahun 2019 sampai 2021, semakin banyak masyarakat Thailand yang mulai beralih pada pembelian mobil tanpa harus mengunjungi dealer ini.
Kemudahan yang ditawarkan membuat situs jual beli mobil turut berkembang dengan semakin banyak pengunjung yang datang ke website mereka. Tentu saja hal ini berpengaruh pada semakin menjamurnya platform layanan jual beli mobil yang bisa dikunjungi secara online ini.
Berdasarkan informasi dari Chobrod.com, salah satu situs jual beli mobil bekas terkemuka di Thailand, rata-rata pengguna mobil mengganti tunggangannya setiap 74 bulan, atau sekitar 6 tahun sekali. Dan dari tahun ke tahun, siklus pergantian ini semakin pendek. Mengingat semakin beragam model mobil yang dipasarkan. Ingin lebih lanjut cek di sini : https://chobrod.com/car-sale
Diperkirakan sekitar 50.000 mobil second terdaftar di laman penjualan mobil setiap minggunya. Sebagian besar merupakan mobil berukuran kompak atau mobil dengan mesin 1.500 cc atau lebih kecil. Dari angka tersebut, 80% mobil bekas dijual oleh dealer, sementara 20% dari pemilik menjual langsung mobil mereka tanpa perantara.
Meski pendapatan penjualan mobil baru di Thailand pada tahun 2020 turun sebesar 21.4%, pendapatan yang didapatkan dari mobil second jika diukur dari jumlah uangnya meningkat 10% pada puncak pandemi COVID-19.
Sebelum pandemi, disebutkan bahwa bisnis perdagangan mobil bekas di Thailand bisa tumbuh sekitar 30% per tahunnya. Namun pandemi COVID-19 mengubah perkiraan tersebut secara drastis. Tapi pasar mobil bekas masih bergerak naik sebagai alternatif bagi pengendara mendapatkan mobil impian mereka.
Berbanding terbalik dengan permintaan mobil baru yang turun, pasar mobil second ini ikut tergerek naik akibat turunnya harga mobil bekas. Kisaran paling umum dari harga mobil bekas berada di angka 300.000 bath sampai dengan 1.000.000 bath (Rp 126 jutaan sampai Rp 421 jutaan).
Menjamurkan situs jual beli mobil
Persaingan yang lebih ketat di situs jual beli mobil bekas membuat masing-masing situs harus berbenah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna sekaligus bersaing dengan situs lainnya. Menggunakan sosial media dengan efektif memang menjadi bagian penting dari persaingan antar situs ini.
Perlombaan memikat pembeli dan penjual ditambah dengan dealer yang mulai merambah pasar online untuk menjual mobil yang mereka miliki. Dengan sekitar 15.000 dealer mobil di Thailand, Platform yang paling banyak digunakan seperti situs website, facebook, Google Adwords, YouTube, sampai dengan layanan chatting Line.
Menjual mobil secara online bukan hanya menjadi alternatif selama pandemi. Keuntungan yang bisa didapatkan yaitu biaya iklan yang sangat murah. Bahkan biaya yang dikeluarkan bisa gratis jika mempromosikannya pada situs-situs tertentu, di Facebook, khususnya Facebook Marketplace, atau memposting ulasan mobil di YouTube.
Menjual mobil secara online juga lebih mudah dengan dukungan dari situs jual beli mobil. Misalnya saja dengan platform terkemuka seperti Chobrod.com yang bisa mendukung penjualan mobil melalui layanan fotografi gratis, streaming video langsung mengenai review mobil dan disiarkan di komunitas Facebook dan YouTube.
Teknologi informasi tentunya mengubah cara dealer otomotif maupun penjual individu dalam mencari pelanggan dan menjual mobil. Dengan pasar otomotif yang hadir secara oline, peluang untuk mendapatkan pelanggan dan transaksi tentunya meningkat bagi semua pihak yang terlibat. Penjual mobil, dealer, dan pembeli bisa bertransaksi dengan mudah.
Sebelumnya, jual beli mobil membutuhkan biaya besar. Mulai dari pemeriksaan kualitas mobil dan verifikasi penjual menjadi perhatian utama bagi pembeli, terutama pembeli mobil bekas. Pasar mobil daring di Thailand mulai meyakinkan pembeli dan penjual bahwa transaksi yang mereka lakukan aman dan mobil berada dalam kondisi yang baik dan berkualitas.
Dengan langkah-langkah preventif dan keyakinan antara penjual dan pembeli bahwa transaksi bisa diselesaikan tanpa unsur penipuan, tentunya berdampak baik pada perkembangan industri mobil bekas di Thailand. Situs jual beli mobil seperti Chobrod.com dan situs lainnya bisa menjadi tulang punggung penggerak pasar mobil bekas di Thailand untuk tumbuh lebih besar.