Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pengembang properti PT Saraswanti Indoland Development Tbk optimistis kinerja perseroan akan terdongkrak setelah perseroan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tidak hanya penjualan, calon emiten berkode saham SWID itu yakin torehan laba pada 2023 turut meningkat seiring membaiknya iklim bisnis properti di Indonesia.

"IPO merupakan milestone untuk menuju level yang lebih tinggi. Kami optimistis kinerja akan meningkat mulai 2023,” kata Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk Bogat Agus Riyono dalam paparan publik daring yang dipantau di Jakarta, Senin.

Perseroan akan melantai di BEI dengan skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyaknya 340 juta saham atau setara 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Menuru Bogat, IPO merupakan strategi untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih baik dan menciptakan nilai tambah bagi perseroan.

Setelah IPO, penjualan perseroan tahun 2023 diproyeksikan akan tumbuh di atas 15 persen dibandingkan 2022. Lalu, laba bersih akan melonjak dua kali lipat dari torehan 2022.

"Berakhirnya pandemi COVID-19 memberikan angin segar bagi bisnis properti. Kegiatan bisnis dan pariwisata membangkitkan kembali gairah dunia perhotelan," ujar Bogat.

Saat ini, SWID memiliki dan mengembangkan gedung serbaguna Mataram City di Kota Yogyakarta. Di proyek tersebut, telah beroperasi tiga menara yang mencakup satu hotel berkapasitas 264 kamar dan dua apartemen. Selain itu, tersedia sebuah Convention Center.

"Peningkatan revenue dari recurring income kami genjot dari hotel, antara lain dengan penambahan delapan ruang meeting di The Alana Yogyakarta," ujar Bogat.

Lalu, perseroan juga memiliki kondotel Innside by Melia dengan kapasitas 242 kamar. Kondotel itu juga dilengkapi dengan ruang pertemuan berkapasitas kisaran 20-300 orang.

Selain itu, perseroan akan mengembangkan proyek rumah tapak, Banyu Bening, The Villa Resort yang terdiri dari 56 unit rumah di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di daerah Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah.

PT Saraswanti Indoland Development Tbk menawarkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public offering/IPO) di kisaran Rp180-Rp 200 per saham.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham dan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.

Dalam penawaran umum perdana saham tersebut, perseroan menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Untuk jadwal masa penawaran awal 17-23 Juni 2022, tanggal efektif 30 Juni 2022, masa penawaran umum 1-5 Juli 2022, tanggal penjatahan 5 Juli 2022, dan distribusi saham dan Waran Seri I secara elektronik 6 Juli 2022.

Selanjutnya, pencatatan saham dan Waran Seri I pada 7 Juli 2022, akhir perdagangan Waran Seri I - pasar reguler dan negosiasi 4 Januari 2024, akhir perdagangan Waran Seri I - pasar tunai 5 Januari 2024, awal pelaksanaan Waran Seri I 6 Januari 2023, akhir pelaksanaan Waran Seri I 6 Januari 2024 serta akhir masa berlaku Waran Seri I : 6 Januari 2024.

Baca juga: Saraswanti Indoland Development tawarkan harga IPO Rp180-200 per saham
Baca juga: Legislator dukung BPR cari pendanaan di pasar modal
Baca juga: BEI: IPO GoTo jadi milestone penting perjalanan industri pasar modal