TikTok pindahkan data penggunanya di AS ke penyimpanan Oracle
20 Juni 2022 09:49 WIB
Logo TikTok terpampang di depan perusahaan induknya di Culver City, California, AS. Foto diambil 15 September 2020. (REUTERS/Mike Blake)
Jakarta (ANTARA) - TikTok mengumumkan telah memindahkan informasi para penggunanya di Amerika Serikat (AS) ke server penyimpanan Oralce sebagai salah satu solusi menjawab regulasi AS terkait integritas penyimpanan data aplikasi tersebut.
Baca juga: TikTok jajaki kesepakatan bersama Oracle untuk urusan data di AS
Panel Keamanan Nasional AS sempat memerintahkan perusahaan induk TikTok yaitu ByteDance untuk mendivestasikan data aplikasi video populer itu atas kekhawatiran data itu akan diberikan kepada Pemerintah China.
Dikutip dari Reuters, Senin, TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif secara global, dan menjadikan AS sebagai pasar terbesarnya.
Baca juga: TikTok tegaskan tak kirimkan data AS ke pemerintah China
Dalam beberapa waktu terakhir, AS meneliti para pengembang aplikasi atas data pribadi yang mereka tangani, terutama jika beberapa di antaranya melibatkan personel militer atau intelijen AS.
Pada kepemimpinan Presiden AS sebelumnya, TikTok bahkan diperintahkan untuk dijual dan tidak lagi dimiliki oleh perusahaan asal China itu.
Perintah itu tidak lagi diberlakukan setelah Joe Biden menggantikan Donald Trump sebagai presiden AS tahun lalu.
Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) namun tetap menyimpan kekhawatiran atas keamanan data di TikTok yang ditangani oleh ByteDance.
TikTok pun akhirnya mencari solusi untuk menangani masalah kepercayaan itu dengan memulai komunikasi bersama server data di AS yaitu Oracle pada Maret 2022.
Oracle telah membahas untuk mengakuisisi saham minoritas di TikTok pada 2020, ketika ByteDance berada di bawah tekanan AS untuk menjual aplikasi tersebut.
Raksasa komputasi awan itu sekarang menyimpan semua data pengguna TikTok AS di server data Oracle di Amerika Serikat di bawah kemitraan baru, kata TikTok.
Baca juga: TikTok dituduh ambil data pengguna
Baca juga: TikTok diperiksa di Eropa soal data pribadi
Baca juga: Anak 12 tahun tuntut Tiktok karena keamanan data
Baca juga: TikTok jajaki kesepakatan bersama Oracle untuk urusan data di AS
Panel Keamanan Nasional AS sempat memerintahkan perusahaan induk TikTok yaitu ByteDance untuk mendivestasikan data aplikasi video populer itu atas kekhawatiran data itu akan diberikan kepada Pemerintah China.
Dikutip dari Reuters, Senin, TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif secara global, dan menjadikan AS sebagai pasar terbesarnya.
Baca juga: TikTok tegaskan tak kirimkan data AS ke pemerintah China
Dalam beberapa waktu terakhir, AS meneliti para pengembang aplikasi atas data pribadi yang mereka tangani, terutama jika beberapa di antaranya melibatkan personel militer atau intelijen AS.
Pada kepemimpinan Presiden AS sebelumnya, TikTok bahkan diperintahkan untuk dijual dan tidak lagi dimiliki oleh perusahaan asal China itu.
Perintah itu tidak lagi diberlakukan setelah Joe Biden menggantikan Donald Trump sebagai presiden AS tahun lalu.
Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) namun tetap menyimpan kekhawatiran atas keamanan data di TikTok yang ditangani oleh ByteDance.
TikTok pun akhirnya mencari solusi untuk menangani masalah kepercayaan itu dengan memulai komunikasi bersama server data di AS yaitu Oracle pada Maret 2022.
Oracle telah membahas untuk mengakuisisi saham minoritas di TikTok pada 2020, ketika ByteDance berada di bawah tekanan AS untuk menjual aplikasi tersebut.
Raksasa komputasi awan itu sekarang menyimpan semua data pengguna TikTok AS di server data Oracle di Amerika Serikat di bawah kemitraan baru, kata TikTok.
Baca juga: TikTok dituduh ambil data pengguna
Baca juga: TikTok diperiksa di Eropa soal data pribadi
Baca juga: Anak 12 tahun tuntut Tiktok karena keamanan data
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: