Keinginan Chavez "jabat tangan" dengan AS Obama terpilih lagi
28 Januari 2012 13:55 WIB
Presiden Venezuela, Hugo Chavez, mencium tangan Miss World 2011, Ivian Sarcos, asal Venezuela, usai keduanya melakukan pertemuan di Istana Miraflores, Karakas, Rabu (4/1). (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, Jumat mengatakan ia ingin "berjabat tangan" dengan sejawat Amerikanya, Barack Obama, dan "berhubungan baik" dengan Washington jika kedua pemimpin itu terpilih kembali tahun ini.
"Di sini kami akan menang dalam pemilu 7 Oktober dan Obama kemungkinan juga akan menang. Dengan kami menang di sini... jika Obama menang di sana...saya mengharapkan kami dapat bersalaman kembali dan berunding dan memiliki hubungan yang lebih baik," kata Chavez kepada wartawan di istana presiden di Karakas.
Pemimpin Venezuela itu mengeluarkan pernyataan itu untuk menanggapi pernyataan-pernyataan Obama dalam satu wawancara yang disiarkan Kamis bahwa "ada kecenderungan di pihak pemerintah Venezuela untuk meminta maaf kepada AS atas kesalahan-kesalahan mereka sendiri."
Akan tetapi, ia juga mengatakan ia ingin berusaha "memperbaiki hubungan dengan Venezuela", sebagaimana dinyatakan AFP.
Ketika seorang wartawan membacakan pernyataan kepada Chavez, presiden Venezuela itu mengatakan , "Saya ingin menegaskan bahwa yang terakhir," mengacu pada keinginan presiden AS itu bagi hubungan yang yang baik.
"Menyatakan bahwa Obama mengatakan ia akan memberikan perhatian penting kepada Amerika Latin, tetapi ia tidak memberikannya dan itu adalah salah satu dari kesalahan-kesalahan besar," kata Chavez.
Presiden Venezuela itu menginginkan dia terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun ketiganya dalam pemilu Oktober 2012 sementara Obama berusaha dipilih kembali untuk masa jabatan kedua November ini.
AS dan Venezuela tidak memiliki duta-duta besar di masing-masing negara itu sejak tahun 2010 dan masih belum mencapai persetujuan bagi pemulihan hubungan.
Konflik diplomatik terbaru antara dua negara itu terjadi beberapa pekan lalu, ketika AS mengusir Konsul Venezuela, Livia Acosta, dari Konsulat Miami, Florida. Pemerintah AS tidak memberikan alasan bagi pengusiran diplomat negara yang rajin menobatkan puteri-puterinya pada kontes Miss Universe dan Miss World itu.
Akan tetapi, Acosta diusir setelah satu film dokumentasi di jaringan televisi berbahasa Spanyol Univison menuduh dia ikut serta dalam satu komplotan untuk melancarkan serangan dunia maya terhadap AS dari Meksiko ketika dia jadi diplomat yang ditempatkan di negara itu.
Departemen luar negeri AS sedang menyelidiki berita itu.
Chavez menyebut pengusiran itu "tidak adil" dan" penghinaan," dan menanggapinya dengan Venezuela secara resmi menutup konsulatnya di Miami pekan lalu dan memerintahkan para stafnya pulang ke Karakas. Chavez mengatakan ada "ancaman-ancaman" terhadap mereka yang menimbulkan satu bahaya "riil, serius dan segera."
Pada Jumat, ia mengatakan ia dapat memberikan bukti ancaman pada para diplomat Venezuela untuk menanggapi permintaan Deplu AS bagi bukti itu.
"Mereka meminta kita bukti itu," kata Chavez."Mereka harus memilikinya, itu adalah dalam wilayah mereka.
(H-RN)
"Di sini kami akan menang dalam pemilu 7 Oktober dan Obama kemungkinan juga akan menang. Dengan kami menang di sini... jika Obama menang di sana...saya mengharapkan kami dapat bersalaman kembali dan berunding dan memiliki hubungan yang lebih baik," kata Chavez kepada wartawan di istana presiden di Karakas.
Pemimpin Venezuela itu mengeluarkan pernyataan itu untuk menanggapi pernyataan-pernyataan Obama dalam satu wawancara yang disiarkan Kamis bahwa "ada kecenderungan di pihak pemerintah Venezuela untuk meminta maaf kepada AS atas kesalahan-kesalahan mereka sendiri."
Akan tetapi, ia juga mengatakan ia ingin berusaha "memperbaiki hubungan dengan Venezuela", sebagaimana dinyatakan AFP.
Ketika seorang wartawan membacakan pernyataan kepada Chavez, presiden Venezuela itu mengatakan , "Saya ingin menegaskan bahwa yang terakhir," mengacu pada keinginan presiden AS itu bagi hubungan yang yang baik.
"Menyatakan bahwa Obama mengatakan ia akan memberikan perhatian penting kepada Amerika Latin, tetapi ia tidak memberikannya dan itu adalah salah satu dari kesalahan-kesalahan besar," kata Chavez.
Presiden Venezuela itu menginginkan dia terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun ketiganya dalam pemilu Oktober 2012 sementara Obama berusaha dipilih kembali untuk masa jabatan kedua November ini.
AS dan Venezuela tidak memiliki duta-duta besar di masing-masing negara itu sejak tahun 2010 dan masih belum mencapai persetujuan bagi pemulihan hubungan.
Konflik diplomatik terbaru antara dua negara itu terjadi beberapa pekan lalu, ketika AS mengusir Konsul Venezuela, Livia Acosta, dari Konsulat Miami, Florida. Pemerintah AS tidak memberikan alasan bagi pengusiran diplomat negara yang rajin menobatkan puteri-puterinya pada kontes Miss Universe dan Miss World itu.
Akan tetapi, Acosta diusir setelah satu film dokumentasi di jaringan televisi berbahasa Spanyol Univison menuduh dia ikut serta dalam satu komplotan untuk melancarkan serangan dunia maya terhadap AS dari Meksiko ketika dia jadi diplomat yang ditempatkan di negara itu.
Departemen luar negeri AS sedang menyelidiki berita itu.
Chavez menyebut pengusiran itu "tidak adil" dan" penghinaan," dan menanggapinya dengan Venezuela secara resmi menutup konsulatnya di Miami pekan lalu dan memerintahkan para stafnya pulang ke Karakas. Chavez mengatakan ada "ancaman-ancaman" terhadap mereka yang menimbulkan satu bahaya "riil, serius dan segera."
Pada Jumat, ia mengatakan ia dapat memberikan bukti ancaman pada para diplomat Venezuela untuk menanggapi permintaan Deplu AS bagi bukti itu.
"Mereka meminta kita bukti itu," kata Chavez."Mereka harus memilikinya, itu adalah dalam wilayah mereka.
(H-RN)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012
Tags: