Presiden Jerman buka pameran seni Documenta Fifteen
19 Juni 2022 15:47 WIB
Arsip foto - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier berfoto bersama Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X (kanan) saat melakukan kunjungan ke Yogyakarta, Jumat (17/6/2022). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier membuka pameran seni kontemporer dunia, Documenta Fifteen yang berlangsung 18 Juni sampai 25 September di Museum Fridericianum dan Documenta Halle di Kota Kassel, Negara Bagian Hesse, Jerman.
Berdasarkan rilis pers Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Republik Federal Jerman, Minggu, Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno dan Konsul Jenderal RI untuk Frankfurt, Acep Somantri hadir mewakili Indonesia dalam acara pembukaan tersebut.
Saat membuka acara, Presiden Steinmeier menyampaikan bahwa membuka pameran seni tersebut merupakan tradisi bagi presiden Jerman sejak penyelenggaraan acara yang menghadirkan seniman dari berbagai penjuru dunia tersebut.
Presiden Steinmeier menyebutkan bahwa pameran Documenta kali ini cukup bersejarah karena untuk pertama kalinya melibatkan kurator dari Global South. Ia juga membahas pentingnya perdebatan politik yang terbuka, termasuk dalam dunia seni, khususnya jika karya seni menyentuh isu-isu politis.
Documenta merupakan pameran seni kontemporer yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali di Kota Kassel.
Documenta pertama kali diadakan pada 1955 oleh seniman dan kurator Arnold Bode sebagai bagian dari Federal Horticultural Show dalam upaya mendorong kembali pergerakan dunia seni yang saat itu lesu akibat Perang Dunia II.
Documenta Fifteen menjadi salah satu highlight dari rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman karena acara pameran tahun ini melibatkan Ruang Rupa sebagai kelompok seniman Asia pertama yang dipercaya menjadi artistic director Documenta.
Ruang Rupa merupakan komunitas seni kontemporer Indonesia yang didirikan pada 2000 di Jakarta sebagai wadah bagi seniman untuk menyelenggarakan pameran, workshop, maupun berbagai kegiatan lainnya.
Terkait pameran tersebut, Dubes Arif menyampaikan harapannya terhadap perkembangan dunia seni Indonesia dengan generasi muda yang kreatif dan mampu bekerja sama dengan seniman-seniman dari berbagai negara yang diakui secara internasional.
"Ini adalah acara kebudayaan, acara seni yang paling besar di dunia yang diselenggarakan di Kota Kassel. Saya sebagai Duta Besar Indonesia di Jerman dan juga sebagai warga negara Indonesia di Jerman merasa sangat bangga sekali dengan kurasi yang dilakukan oleh teman-teman dari Ruang Rupa dan bekerja sama tentunya dengan artis-artis dan seniman dari seluruh dunia," katanya.
Melalui karya seni dari kain, seni musik, seni pahat, dan seni patung yang ditampilkan Ruang Rupa dalam pameran tersebut, Arif berharap karya-karya tersebut dapat meningkatkan pemahaman para pengunjung tentang budaya dan seni Indonesia.
"Terima kasih teman-teman Ruang Rupa dan terima kasih sekali lagi Documenta yang telah memilih Indonesia sebagai kurator dan Pemerintah Jerman yang sudah membantu Indonesia mewujudkan hal ini," demikian kata Arif.
Baca juga: Presiden Jerman kunjungi pameran proyek Monumen Antroposen Yogyakarta
Baca juga: Presiden Jerman apresiasi transformasi digital di Indonesia
Baca juga: Presiden Jerman Steinmeier kunjungi Deutsche Schule Jakarta
Berdasarkan rilis pers Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Republik Federal Jerman, Minggu, Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno dan Konsul Jenderal RI untuk Frankfurt, Acep Somantri hadir mewakili Indonesia dalam acara pembukaan tersebut.
Saat membuka acara, Presiden Steinmeier menyampaikan bahwa membuka pameran seni tersebut merupakan tradisi bagi presiden Jerman sejak penyelenggaraan acara yang menghadirkan seniman dari berbagai penjuru dunia tersebut.
Presiden Steinmeier menyebutkan bahwa pameran Documenta kali ini cukup bersejarah karena untuk pertama kalinya melibatkan kurator dari Global South. Ia juga membahas pentingnya perdebatan politik yang terbuka, termasuk dalam dunia seni, khususnya jika karya seni menyentuh isu-isu politis.
Documenta merupakan pameran seni kontemporer yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali di Kota Kassel.
Documenta pertama kali diadakan pada 1955 oleh seniman dan kurator Arnold Bode sebagai bagian dari Federal Horticultural Show dalam upaya mendorong kembali pergerakan dunia seni yang saat itu lesu akibat Perang Dunia II.
Documenta Fifteen menjadi salah satu highlight dari rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman karena acara pameran tahun ini melibatkan Ruang Rupa sebagai kelompok seniman Asia pertama yang dipercaya menjadi artistic director Documenta.
Ruang Rupa merupakan komunitas seni kontemporer Indonesia yang didirikan pada 2000 di Jakarta sebagai wadah bagi seniman untuk menyelenggarakan pameran, workshop, maupun berbagai kegiatan lainnya.
Terkait pameran tersebut, Dubes Arif menyampaikan harapannya terhadap perkembangan dunia seni Indonesia dengan generasi muda yang kreatif dan mampu bekerja sama dengan seniman-seniman dari berbagai negara yang diakui secara internasional.
"Ini adalah acara kebudayaan, acara seni yang paling besar di dunia yang diselenggarakan di Kota Kassel. Saya sebagai Duta Besar Indonesia di Jerman dan juga sebagai warga negara Indonesia di Jerman merasa sangat bangga sekali dengan kurasi yang dilakukan oleh teman-teman dari Ruang Rupa dan bekerja sama tentunya dengan artis-artis dan seniman dari seluruh dunia," katanya.
Melalui karya seni dari kain, seni musik, seni pahat, dan seni patung yang ditampilkan Ruang Rupa dalam pameran tersebut, Arif berharap karya-karya tersebut dapat meningkatkan pemahaman para pengunjung tentang budaya dan seni Indonesia.
"Terima kasih teman-teman Ruang Rupa dan terima kasih sekali lagi Documenta yang telah memilih Indonesia sebagai kurator dan Pemerintah Jerman yang sudah membantu Indonesia mewujudkan hal ini," demikian kata Arif.
Baca juga: Presiden Jerman kunjungi pameran proyek Monumen Antroposen Yogyakarta
Baca juga: Presiden Jerman apresiasi transformasi digital di Indonesia
Baca juga: Presiden Jerman Steinmeier kunjungi Deutsche Schule Jakarta
Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: