Denpasar (ANTARA News) - Wisatawan mancanegara (Wisman), khususnya dari China, tertarik untuk menikmati panorama keindahan alam bawah laut di sekitar perairan Pulau Serangan, Bali.

"Setiap bulannya rata-rata 400 orang wisatawan China yang mencoba atraksi wisata air yang disuguhkan di kawasan itu," kata Ketua Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segara Kelurahan Serangan, Kota Denpasar, I Wayan Patut, Sabtu.

Kelompok yang beranggotakan 35 orang siap memandu wisatawan dalam menikmati panorama alam bawah laut dan atraksi wisata di atas permukaan air laut.

Dengan adanya tambahan dua unit rumah tempel batu karang masing-masing berukuran dua kali dua meter persegi serta 10 unit tempat gantung terumbu karang dapat lebih menarik perhatian pelancong untuk menikmati panorama bawah laut.

Selain itu juga dibangun fasilitas pembudidayaan kuda laut.

Peresmian mulai berfungsinya kedua unit rumah tempel dan sepuluh unit tempat gantung terumbu karang itu dilakukan bersamaan dengan fasilitas "farming" budidaya kuda laut merupakan sumbangan dari beberapa perusahaan sebagai bagian dari program sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).

I Wayan Patut menambahkan bahwa pembangun media terumbu karang tersebut merupakan yang kedelapan dibangun di sekitar perairan Pulau Serangan, Kota Denpasar sejak tahun 2003.

Pembangunan terumbu karang sebelumnya mendapat dukungan dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Bali, LSM, dan sejumlah perusahaan yang peduli terhadap lingkungan kelestarian dan kelestarian terumbu karang.

Pembangunan media untuk pelestarian terumbu karang berlokasi sekitar satu kilometer dari pantai pada kedalaman tiga hingga 12 meter.

Upaya yang dirintis Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segara Kelurahan Serangan, Kota Denpasar dengan mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai membuahkan hasil, karena terumbu karang terus berkembang yang kini sudah menjangkau lahan seluas dua hektare.

"Kawasan terumbu karang itu diharapkan terus berkembang dan lestari sebagai salah satu objek wisata yang menarik di dasar laut," kata I Wayan Patut.

(I006/M038)