Surabaya (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik (BUMN), Dahlan Iskan, mendesak Manajemen Pelindo III (Persero) untuk mempercepat waktu bongkar muat sejumlah pengusaha karena sampai sekarang banyak kapal mengantre di beberapa pelabuhan di wilayah kerjanya.

"Selama ini, penyebab antrean kapal maupun truk yang membawa beragam komoditas di sejumlah pelabuhan di antaranya kapal pengangkut beras Bulog, pupuk, dan semen," katanya, ditemui dalam peresmian anak perusahaan Pelindo III yakni PT Pelindo Marine Service (PMS, di Surabaya, Jumat.

Ia mencontohkan, kapal pengangkut beras Bulog ketika melakukan bongkar muat sering menghabiskan waktu pengusaha lainnya sampai mempengaruhi perekonomian nasional menyusul arus logistik terhambat.

"Namun, kondisi tersebut tak sebanding dengan yang terjadi di Kawasan Indonesia Timur (KIT) menyusul antreannya lebih parah atau bisa mencapai 10 hingga 15 hari," ujarnya.

Bahkan, ungkap dia, di Kawasan Indonesia Timur (KIT) banyak kapal yang tidak beroperasional karena waktu bongkar muat kapal pembawa komoditas tersebut sangat lama.

"Syukur jika truk beras yang dimaksud segera datang, kalau tidak atau truk itu dapat kendala lain di jalan menyusul jarak tempuh menuju pelabuhan sangat jauh. Ini permasalahan yang harus segera diantisipasi," katanya.

Untuk itu, imbau dia, Pelindo bisa mengambil peran lebih dalam mengatasi persoalan logistik nasional. Apalagi, saat ini Indonesia menempati peringkat ke-65 di dunia karena pemberlakuan biaya logistiknya yang sangat mahal.

"Hal yang perlu dilakukan sekarang adalah membersihkan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dari segala hambatan termasuk memindah kabel PLN," katanya.

Beberapa waktu lalu, lanjut dia, pihaknya sudah memperoleh jawaban dari PLN untuk memindah kabel tersebut. Ke masa depan, Pelindo yang perlu menindaklanjuti apakah kabel PLN sudah dipindahkan.

"Soalnya tren kapal yang masuk ke perairan Indonesia bukan lagi kapal dengan kapasitas angkut kecil melainkan kapal besar. Surabaya jangan mau kalah saing dengan daerah lain seiring beban perekonomian kota ini semakin berat pada masa mendatang," katanya.

Ia optimistis dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan logistik khususnya di Pelabuhan Tanjung Perak maka lama waktu bongkar muat bisa lebih maju lima jam dibandingkan kondisi normal. (*)